• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 20 Mei 2024

Metropolis

Rais Aam PBNU Ingatkan Bonus Demografi dan Bahaya Hoaks

Rais Aam PBNU Ingatkan Bonus Demografi dan Bahaya Hoaks
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan orang yang mudah percaya dengan berita hoaks sama halnya orang yang kalah sebelum perang. Berita hoaks ini akan mengakibatkan kerugian-kerugian.

 

Penegasan tersebut disampaikan saat menghadiri Halal Bihalal Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Sidoarjo. Kegiatan tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Krian, Sidoarjo, Rabu (08/05/2024).

 

“Ambil dalam sejarah awal-awal Islam saat para sahabat hijrah ke Habasyah kemudian datang orang-orang kafir Makkah mempengaruhi, atau berita hoaks Rasulullah wafat saat perang uhud,” katanya.

 

Saat perang uhud, umat Islam sedang berada di atas angin namun mendadak mendapat kabar hoaks bahwa Rasulullah wafat. Ketika umat Islam kebingungan, Khalid bin Walid saat sebelum masuk Islam menyerang dari balik gunung hingga umat Islam kalah.

 

“Kabar-kabar hoaks hingga polemik nasab habaib merupakan tantang NU termasuk RMI dan lembaga yang lain,” ujarnya.

 

Pesantren mempunyai tugas untuk mendidik para santri menjadi orang pintar dan benar. Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu menilai pembentukan satgas di pesantren guna pencegahan kekerasan sangat bagus. Kiai Miftah mengajak untuk menata anak-anak muda untuk menyongsong puncak bonus demografi pada tahun 2035.

 

“Entah bonus demografi ini benar-benar bonus atau bencana. Kalau tidak kita siapkan, kita nanamkan nilai-nilai benar yang kemudian dari benar ini melahirkan kejujuran, semangat dan kemauan yang kuat,” ungkapnya.

 

Jika tidak disiapkan, bisa jadi yang mendominasi tujuh puluh lima persen anak muda atau usia produktif pada 2035 adalah anak muda yang liar. Jika yang terjadi demikian maka yang sebenarnya adalah bukan bonus demografi melainkan bencana demografi. Ditangan RMI tugas besar ini untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045 nanti.

 

“Sekarang yang pertama dibutuhkan itu anak muda yang benar, kemudian yang kedua pintar. Jika pintar tapi tidak benar maka akan menjadi koruptor,” tandasnya.


Metropolis Terbaru