• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Madura

Inilah Makna Generasi Corona Menurut Wakil Rais NU Sumenep

Inilah Makna Generasi Corona Menurut Wakil Rais NU Sumenep
KH Zainurrahman Hammam menyampaikan ceramah di acara lepas pisah LPI Nurul Ihsan Sentol Daya, Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)
KH Zainurrahman Hammam menyampaikan ceramah di acara lepas pisah LPI Nurul Ihsan Sentol Daya, Pragaan, Sumenep. (Foto: NOJ/Firdausi)

Sumenep, NU Online Jatim

KH Zainurrahman Hammam hadir sebagai penceramah pada acara lepas pisah siswa-siswi kelas akhir Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Nurul Ihsan Desa Sentol Daya, Kecamatan Pragaan. Di hadapan sejumlah undangan juga dijelaskan perkembangan pendidikan yang ada di Tanah Air.

 

Wakil Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep tersebut menyampaikan tentang psikologi anak dan memberikan tips mendidik anak. Ceramah yang berdurasi 1 jam tersebut diselengi humor sehingga mampu menarik perhatian undangan yang terdiri dari kalangan kiai, asatidz-asatidzah, santri, dan wali santri. 

 

"Saya doakan, semoga santri yang dinyatakan lulus bisa positif Corona," ujarnya saat mengawali ceramah, Kamis (2/7) malam. 

 

Apa itu Corona? Corona adalah singkatan dari QOnitin yang artinya orang yang taat kepada Allah SWT, ROfiin dengan arti yang pangkatnya tinggi di sisi Allah, serta NAfiin yakni ilmunya bermanfaat.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muqri Prenduan tersebut juga menyampaikan tentang ketidaksetujuan terhadap sistem pendidikan di Indonesia. Menurut pandangannya, ada dua poin yang menjadi kelemahan dan sistem yang saat ini dipakai.

 

Pertama, kebijakan yang selalu berubah-ubah dan sering digantinya menteri pendidikan. Kedua, terlalu banyaknya materi pelajaran yang wajib diajarkan. 

 

“Padahal kapasitas memori anak tidak sama dan tidak mungkin mereka mampu menyerap semua mata pelajaran tersebut dengan baik," terangnya. 

 

Di penghujung ceramah, putra keturunan Pondok Pesantren Karang Kapoh ini memberikan wejangan pada guru untuk senantiasa memberi contoh yang baik kepada siswa dan masyarakat. 

 

"Kesalahan kecil akan menjadi besar bila yang melakukannya seorang tokoh yang dijadikan teladan oleh masyarakat," ungkapnya seraya menyitir Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. 

 

Kiai Hambali Makhtum selaku pengasuh dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara haflatul imtihan dikemas jauh lebih sederhana. Hal tersebut mengingat merebaknya wabah Covid-19 yang tidak kunjung usai.

 

Tidak seperti tahun sebelumnya, pada haflah kali ini tidak ada pawai taaruf. Tamu undangan juga terbatas, hanya wali santri kelas akhir dan dewan guru. 

 

“Itu pun harus mengikuti protokol kesehatan dan anjuran dokter, yaitu cuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak antar sesama hadirin," tegas kiai yang juga Sekretaris Majelis Wakil Cabang Nahdlatul (MWCNU) Pragaan tersebut.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru