• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Rais NU Sumenep: Syukur dan Sabar Kunci Kesuksesan Berjam’iyah

Rais NU Sumenep: Syukur dan Sabar Kunci Kesuksesan Berjam’iyah
Rais PCNU Sumenep saat memberikan pengarahan di acara halaqah kelembagaan, Selasa (09/03/2021). (Foto: NOJ/ Firdausi).
Rais PCNU Sumenep saat memberikan pengarahan di acara halaqah kelembagaan, Selasa (09/03/2021). (Foto: NOJ/ Firdausi).

Sumenep, NU Online Jatim

Mensyukuri nikmat Allah SWT harus ditempatkan dalam proporsinya. Karena tantangan Nahdlatul Ulama (NU) kedepan akan semakin berat dan harus dihadapi dengan kesabaran.

 

Berangkat dari permasalahan tersebut, KH Hafidhi Sarbini bersyukur, karena delapan belas lembaga berkumpul di acara halaqah kelembagaan yang mengusung tema 'Membangun Sinergi dan Menyamakan Persepsi Gerakan Kelembagaan Nahdlatul Ulama'. Acara digelar oleh Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Sumenep di auditorium Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), Selasa (09/03/2021).

 

"Jalanilah program dengan rasa syukur dan sabar. Kerjakanlah sesuai ritme yang sudah ditetapkan. Jika demikian, saya yakin, apa yang diinginkan akan dikabulkan oleh Allah SWT," ujarnya saat memberikan pengarahan.

 

Kiai Hafidhi sapaannya, mengajak kepada seluruh lembaga agar tidak menghitung hasil terlebih dahulu. Karena seluruh pengurus berkhidmat demi tegaknya Islam Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah.

 

"Walaupun dalam satu periode memiliki banyak kekurangan, itu hal yang lumrah. Lima tahun itu waktu yang sebentar. Bayangkan Nabi Nuh AS membutuhkan waktu ratusan tahun untuk mengajak umatnya memeluk agama Islam. Walaupun umatnya sedikit, beliau tetap sabar menjalankan tanggung jawabnya," ungkapnya sembari melempar tawa sejenak.

 

Alumni Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah tersebut mewanti-wanti agar tidak mudah menyalahkan pekerjaan orang lain.

 

"Jangan memikirkan keburukan orang lain. Itu tandanya iman yang tipis. Sebaliknya jika kita mampu menghitung keburukan diri sendiri dan menghitung kebaikan orang lain, berarti imamnya kuat," sergahnya mantap.

 

 

Beliau juga mengajak agar tidak mudah marah saat disalahkan oleh orang lain, walaupun posisinya benar. "Jika marah, maka kita menentang hukum Allah SWT. Perlu diketahui, kita berada di NU untuk memperbaiki diri kita sendiri," pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Madura Terbaru