• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Curah Hujan Meningkat, LPBINU Kabupaten Mojokerto Imbau Warga Waspada

Curah Hujan Meningkat, LPBINU Kabupaten Mojokerto Imbau Warga Waspada
Kegiatan relawan LPBI NU saat mendirikan tenda. (Foto: NOJ/Fatih)
Kegiatan relawan LPBI NU saat mendirikan tenda. (Foto: NOJ/Fatih)

Mojokerto, NU Online Jatim

Musim penghujan telah lama tiba. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Kabupaten Mojokerto pun telah memprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, mengingat curah hujan yang akan terus meningkat hingga 40 persen dari sebelumnya.

 

"Curah hujan dalam musim kali ini diperkirakan meningkat sampai 40% dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya fenomena La Nina yang terjadi di Samudera Pasifik, yakni menurunnya suhu permukaan laut pasifik. Diprediksi akan mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan yang terjadi di tanah air, termasuk Mojokerto," kata Saiful Anam, Ketua LPBI NU Kabupaten Mojokerto, Senin (14/12/2020) .

 

Selain itu, mengingat topografi Mojokerto yang terdiri dari pegunungan dan sungai, dinilai semakin meningkatkan risiko bencana alam, terutama saat curah hujan tinggi. Berbagai macam bencana yang bisa saja terjadi antara lain tanah longsor, banjir bandang, hingga luapan sungai karena tak mampu menampung debit air.

 

"Topografi Mojokerto, khususnya bagian selatan adalah pegunungan atau perbukitan, dengan curah hujan tinggi, maka risiko bencananya adalah tanah longsor dan banjir bandang. Sementara di area tengah dan utara, seperti biasanya risiko bencananya adalah banjir luapan sungai. Seperti Kali Lamong dan Sungai Sadar yang hampir tiap tahun meluap karena tidak mampu menampung debit air," jelasnya.

 

Salah satu lembaga yang berada di bawah naungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto tersebut juga aktif melaksanakan berbagai upaya, mulai dari penanggulangan bencana hingga meningkatkan kapasitas relawan dalam merespons kejadian bencana.

 

"LPBI NU Kabupaten Mojokerto bergerak aktif dalam upaya-upaya penanggulangan bencana, tidak hanya di Kabupaten Mojokerto saja. Saat pra bencana, kami aktif meningkatkan kapasitas relawan, khususnya dalam hal keilmuan praktis, yang sering dibutuhkan dalam merespon kejadian bencana," ujar pria yang akrab disapa Anam

 

Tidak hanya itu, lembaga NU yang juga bergerak di bidang perubahan iklim dan pelestarian lingkungan tersebut juga selalu siap untuk menyediakan kebutuhan baik tenaga relawan maupun peralatan pendukung.

 

"Pada saat bencana, LPBINU juga menyiagakan relawan yang sewaktu-waktu bisa dilibatkan dalam upaya mengurangi risiko bencana. Tidak hanya itu, berbagai peralatan juga disiapkan oleh LPBI NU," tambahnya.

 

Untuk itu, masyarakat tetap dihimbau untuk terus waspada pada setiap keadaan, mengingat curah hujan diperkirakan lebih tinggi dari biasanya, terutama jika hujan telah berlangsung lebih dari satu jam.

 

"Karena curah hujan diperkirakan lebih tinggi dari biasanya, masyarakat harus berhati-hati. Jika hujan sudah lebih dari satu jam, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di lahan dengan  kemiringan sekitar 45 derajat, tanah longsor sangat mungkin terjadi," terangnya.

 

Anam juga berharap masyarakat tidak bersikap apatis dan segera melapor kepada pihak berwenang atau lembaga yang tersedia, jika risiko bencana dimungkinkan akan terjadi.

 

"Jika risiko bencana baik tanah longsor maupun banjir dimungkinkan akan terjadi, masyarakat diharap segera melapor kepada pihak berwenang, baik pemerintah setempat atau menghubungi lembaga-lembaga relawan yang ada," pungkasnya.

 

Penulis: Ya' Muhamad Alfatih

Editor: Risma Savhira


Metropolis Terbaru