• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Pemkab Tak Becus Tangani Banjir, Ansor Gresik Desak DPRD Bentuk Pansus

Pemkab Tak Becus Tangani Banjir, Ansor Gresik Desak DPRD Bentuk Pansus
PC GP Ansor Kabupaten Gresik mendesak DPRD membentuk panitia khusus atas kelambanan pemerintah kabupaten setempat tangani banjir. (Foto: NOJ/istimewa)
PC GP Ansor Kabupaten Gresik mendesak DPRD membentuk panitia khusus atas kelambanan pemerintah kabupaten setempat tangani banjir. (Foto: NOJ/istimewa)

Gresik, NU Online Jatim

Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik mendesak DPRD membentuk panitia khusus (Pansus) banjir Kali Lamong. Sebab, badan otonom NU itu menilai banjir tahunan itu tergolong kejadian luar biasa.
 

“Selambat-lambatnya 7 x 24 jam. Bila tidak, kami melakukan pengerahan massa. Banjir Kali Lamong sudah kejadian luar biasa,” kata Ketua PC GP Ansor Gresik, Agus Junaidi Hamzah, Sabtu (18/1).
 

Selain itu, Ansor juga mendesak bupati dan wakil bupati bupati lebih serius menangani banjir Kali Lamong. Sebab, selama dua periode menjabat, belum ada itikad serius.


“Kami juga minta Gubernur Jawa Timur turun tangan untuk mengkoordinasikan dan menyelesaikan banjir Kali Lamong,” kata Agus Junaidi lagi.
 

Menurut dia, hal ini mengingat dampaknya tidak hanya di Gresik. Tetapi juga Kabupaten Lamongan, Mojokerto dan Surabaya.
 

Banjir Kali Lamong saat ini smagat  mengkhawatirkan bagi masyarakat Gresik Selatan. Yang meliputi Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Menganti, Kedamean dan Kecamatan Kenomas.
 

Dalam satu kali banjir luapan, kerugian pun secara materiil dan inmateriil cukup banyak. Ratusan hektar lahan sawah dan tambak yang terancam, jalan kabupaten serta jalan desa rusak. Juga fasilitas umum lain berupa sekolah, masjid dan mushalla yang terkena imbas. Bahkan, usaha kecil dan menengah lumpuh.
 

“Ironisnya, dalam setahun terjadi banjir kurang lebih enam kali. Dengan asumsi sekali banjir kerugian mencapai kisaran Rp27 miliar. Berarti enam kali banjir, kerugian mencapai estimasi Rp182 miliar,” ungkap Agus Junaidi.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru