• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Warga NU Diingatkan Bahaya Pemalsuan Kitab Kuning

Warga NU Diingatkan Bahaya Pemalsuan Kitab Kuning
Seminar Nasional Aswaja yang digelar di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/panitia)
Seminar Nasional Aswaja yang digelar di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/panitia)

Mojokerto, NU Online Jatim

Hingga kini masih terjadi upaya memalsukan, menyisipkan dan menyelewengkan kitab karya ulama Aswaja. Ujungnya berkeinginan agar warga NU tidak percaya dengan kitab yang beredar dan semakin dijauhkan dari ulama.

 

Penegasan disampaikan sejumlah narasumber pada Seminar Nasional Aswaja yang digelar di aula kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, Sabtu (25/1).

 

KH Muhyiddin Fattah selaku pemateri pertama menyampaikan bahwa pemalsuan, penyelewengan dan penyisipan kitab-kitab para ulama Aswaja adalah sebuah kejahatan terhadap ilmu dan para ulama.

 

“Hal tersebut berujung kepada tahrif as-syariah dan akan menyebabkan ketidakpercayaan terhadap kitab-kitab yang ada,” katanya di hadapan ratusan peserta dari sejumlah kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah tersebut.

 

Secara lebih rinci, kiai yang juga Pengurus Pusat Yayasan Syahamah ini mengemukakan bahwa apa yang dilakukan segelintir kalangan tidak bertanggung jawab tersebut sebagai khianah ilmiah. Dan bila terus dilakukan akan sangat berbahaya.

 

“Bentuk khianah ilmiah ini jika terus terjadi, maka akan menghilangkan kepercayaan terhadap naskah kitab-kitab klasik para ulama,” ungkapnya.

 

Sedangkan hal berikutnya yang akan ditimbulkan kalau kondisi dibiarkan yakni memunculkan kesalahpahaman terhadap para ulama pengarang asli kitab yang sebenarnya.

 

“Bisa juga merugikan nama baik para ulama yang bersangkutan,” tegasnya. Dan yang paling fatal adalah mengantarkan kepada pemahaman yang tidak benar terhadap ajaran Islam, lanjutnya.

 

Kegiatan yang mengangkat tema Mengungkap Fakta Pemalsuan, Penyisipan dan Penyelewengan Kitab Ulama Aswaja tersebut juga menghadirkan KH Ma'ruf Khozin.

 

Dalam penjelasannya, alumni Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri tersebut menjelaskan bahwa selama ini PW Aswaja NU Center Jatim lebih banyak bergerak dalam pembelaan di bidang fikih amaliah.

 

Ketua PW Aswaja NU Center Jatim tersebut menyampaikan bahwa bukti fisik boleh saja dihilangkan, namun ternyata dalam kitab yang menghimpun sejarah ulama di masa silam tidak dapat dihilangkan.

 

“Contoh kecil adalah makam para ulama yang memiliki kubah,” katanya.

 

Abbas bin Abdul Muthalib wafat pada 32 H dan dishalati oleh Utsman serta dimakamkan di Baqi. Di atasnya ada kubah besar yang dibangun oleh para khalifah Bani Abbasiyah.
Faktanya, kini keberadaan kubah tidak ditemukan.

 

“Apakah makam yang dibangun dan memiliki kubah tidak sesuai dengan tuntutan Islam?” katanya balik bertanya.

 

Lebih lanjut, Kiai Ma’ruf Khozin menjelaskan pandangan ulama Syafi'iyah di antara dikutip Syekh Sulaiman Al-Jamal.

 

"Larangan membangun kuburan itu selama mayitnya bukan ulama. Jika makam ulama maka boleh wasiat membangun kuburan ulama, sebab hal itu dapat menghidupkan ziarah kubur dan mencari berkah dari Allah,” pungkasnya sembari mengutip kitab Hasyiah al-Jamal, juz 2 halaman 207.

 

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru