Rektor UIN KHAS Jember: Guru PPG Membawa Harapan sekaligus Pembebasan
Ahad, 20 Juli 2025 | 18:00 WIB

Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Dalam Jabatan Batch 2 Tahun 2024 di UIN KHAS Jember, Sabtu (19/07/2025). (Foto: NOJ/ Aryudi AR)
Aryudi AR
Kontributor
Jember, NU Online Jatim
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar Yudisium dan Pengukuhan Guru Profesional PPG Dalam Jabatan Batch 2 Tahun 2024 di El Hotel Banyuwangi, Sabtu (19/07/2025). Yudisium dan pengukuhan tersebut diikuti oleh total 591 peserta.
Mereka berasal dari berbagai kabupaten dengan dukungan finansial pemerintah daerah setempat. Rinciannya, Kabupaten Banyuwangi sebanyak 346 mahasiswa yang dibiayai dari APBD, Kemenag Probolinggo sebanyak 50 mahasiswa dengan dukungan APBD, Kabupaten Lumajang 65 mahasiswa yang dibiayai oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kemenag Situbondo 81 mahasiswa dengan pembiayaan dari BAZNAS, dan Kemenag Purwakarta sebanyak 48 mahasiswa dengan dukungan dana BAZNAS.
Rektor UIN KHAS Jember, Prof Hepni, mengatakan bahwa Pendidikan Profesi Guru (PPG) tidak hanya mengajarkan keterampilan mengajar, tetapi juga membentuk karakter guru yang utuh.
“PPG mencakup tiga pilar utama, yaitu experience (pengalaman), experiment (eksperimen), dan expectancy (harapan),” ucapnya.
Prof Hepni menguraikan, experience adalah guru belajar dari pengalaman langsung melalui praktik lapangan yang terstruktur. Mereka tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga mengembangkan kepekaan sosial dan spiritual dalam menghadapi realitas pembelajaran.
“Sedangkan experiment adalah mengajak guru untuk berani mencoba pendekatan baru dalam mengajar, seperti penggunaan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, dan integrasi nilai-nilai ekoteologi serta moderasi beragama,” urainya.
Adapun expectancy, adalah menggambarkan harapan masyarakat dan negara terhadap guru sebagai pembentuk karakter bangsa. “Harapan ini mencakup integritas, etika, serta kemampuan untuk menjadi teladan dan pembelajar sepanjang hayat,” jelasnya.
Prof Hefni juga mengibaratkan PPG seperti adzan Maghrib di bulan puasa, selalu dinanti dan disambut dengan sukacita karena membawa harapan dan pembebasan.
“Dalam konteks pendidikan, PPG membawa harapan akan lahirnya guru yang tidak hanya profesional secara administratif, tetapi juga visioner dan peka terhadap dinamika masyarakat,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Prof Hepni juga memperkenalkan filosofi “SAKTI” sebagai ciri khas guru PPG masa depan. Masing-masing huruf dari kata SAKTI mempunyai makna filosofi yang mendalam.
Huruf S adalah sustainable, hendaknya guru terus belajar dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Huruf A adalah adoptable, artinya guru harus sanggup merespons perubahan teknologi, kurikulum, dan dinamika sosial dengan fleksibel.
Huruf K adalah kompatibel, yaitu kemampuan guru dalam menyelaraskan antara kebutuhan pembelajaran dengan karakteristik peserta didik serta konteks lokal. Huruf T adalah transformative, yakni menunjukkan kapasitas guru sebagai agen perubahan yang mendorong inovasi dan pembaruan.
“Dan yang terakhir huruf I adalah Inspiring, berarti bahwa guru adalah figur teladan yang memotivasi dan menggerakkan lingkungan sekitarnya melalui keteladanan dan nilai,” papar Prof Hepni.
Memungkasi sambutannya, Prof Hepni berharap agar para lulusan PPG tidak berhenti pada capaian administratif, tetapi terus menjadi pembelajar aktif yang menginspirasi lingkungan sekitar. Guru tidak hanya bekerja di dalam kelas, tetapi juga hadir sebagai pemimpin moral di tengah masyarakat.
“Maka penting kiranya keberlanjutan program penguatan guru berbasis nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan,” pungkasnya.
Acara selanjutnya yaitu penyerahan penghargaan UIN KHAS Jember terhadap daerah dengan peserta PPG terbanyak, yaitu Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebanyak 344 peserta dan Pemerintah Kabupaten Situbondo sebanyak 81 peserta.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Hati dengan 7 Perbuatan
2
Sang Penjaga Nurani Umat, Telah Pulang: Kesaksianku atas KH Imam Aziz
3
Pesantren Bebas Kekerasan: Nawaning Nusantara Siapkan Satgas dan Edukasi Seksual
4
PBNU Perkuat Posisi Syuriah di Era Digital dengan PPWK
5
IPNU-IPPNU Pasuruan Gelar MPLS dan Makesta Serentak di 45 Titik
6
Tokyo, ‘Kota Terbersih’ di Dunia
Terkini
Lihat Semua