• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Tokoh

7 Ulama dan Kiai NU Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional

7 Ulama dan Kiai NU Diusulkan sebagai Pahlawan Nasional
KH Bisri Syansuri diusulkan mendapat gelar pahlawan. (Foto: NOJ/KIu)
KH Bisri Syansuri diusulkan mendapat gelar pahlawan. (Foto: NOJ/KIu)

Sudah ada beberapa kiai dan ulama yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Dan beberapa nama masih dalam proses untuk mendapatkan gelar tersebut. 

 

Berikut 7 nama ulama dan kiai yang tengah diajukan untuk juga mendapat gelar pahlawan nasional lantaran kiprahnya yang tidak diragukan. 

 

1. Syaikhona Kholil

Ulama asal Bangkalan ini merupakan guru para ulama pesantren, khususnya di Jawa dan Madura. Juga menjadi simbol perlawanan kaum pesantren terhadap kolonialisme. Hal itu ditunjukkan dengan murid-muridnya yang getol melawan penjajah seperti: KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH Bisri Mustofa, KH Nawawi, KH Asad Syamsul Arifin. Bahkan beberapa dari mereka sudah lebih dulu mendapat gelar pahlawan nasional. 

 

2. KH Bisri Syansuri 
Sejumlah kalangan lebih akrab menyebutnya Kiai Bisri maupun  Mbah Bisri. Tercatat sebagai salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama bersama KH Hasyim Asy’ari, KH A Wahab Chasbullah, dan kiai lain. 

 

Selain berjuang, Mbah Bisri juga mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar, Jombang. Dan dalam perjalanannya pernah menjadi komandan markas besar ulama. Kakek KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari jalur ibu ini juga merupakan ulama yang turut menggagas program keluarga berencana. 

 

 

3. KH Achmad Shiddiq 
Ulama alim kelahiran Jember, 24 Januari 1926 ini berperan besar dalam menyusun kajian penerimaan asas tunggal Pancasila oleh NU dalam Munas Alim Ulama tahun 1983 di Situbondo, Jawa Timur. Hebatnya, penerimaan asas tunggal Pancasila oleh NU itu, kemudian diikuti ormas-ormas lain. 

 

"Kiai Ahmad Shiddiq berhasil meyakinkan para kiai, peserta Munas untuk menyetujui dokumen hubungan Islam dan Pancasila. Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. Malah, butir-butir dalam Pancasila adalah merupakan wujud dari nilai-nilai Islam itu. Kiai Ahmad Shiddiq mampu membuat argumen yang masuk akal," ujar almarhum KH Salahuddin Wahid dalam ‘Lokakarya Penyusunan Naskah Akademik Pengusulan KH Ahmad Shiddiq sebagai Pahlawan Nasional’, Senin (25/05/2015) di Universitas Jember. 

 

 

4. TGH Shaleh Hambali 
Dikenal juga dengan Tuan Guru Bengkel TGH Shaleh Hambali. Merupakan salah seorang ulama pelopor pendirian NU di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

 

Tercatat dalam sejarah sebagai tokoh ulama kharismatik yang besar perannya bagi pendidikan dan semangat kebangsaan di Lombok, NTB. 

 

Sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang dan perjuangan kemerdekaan, kharisma dan pengaruh TGH Saleh Hambali sangat terasa bagi generasi muda, khususnya di Lombok. 

 

Tuan Guru Haji (TGH) Saleh Hambali lahir di Desa Bengkel, Lombok Barat, NTB pada Jumat 7 Ramadlan 1313 Hijriah bertepatan dengan 1893 Masehi dan dikenal dengan sebutan Tuan Guru Bengkel. 

 

5. KH Muhammad Shaleh Lateng 
Lebih dikenal dengan sebutan KH Saleh Lateng. Merupakan salah seorang ulama NU  yang terlibat dalam perumusan Komite Hijaz tanggal 31 Januari 1926 yang menjadi hari lahir NU. Juga sebagai ulama pejuang yang melakukan konfrontasi terhadap penjajah, baik secara fisik atau secara budaya. 

 

KH Saleh Lateng melarang para santri dan umat saat itu memakai celana, jas, dasi, tetap memakai kopiah dan sarung sebagai perlawanan kultural terhadap pemerintah kolonial, ini juga diperintahkan Hadhratussyekh KH Hasyim Asy'ari. 

 

Dalam konfrontasi fisik, KH Saleh Lateng juga terlibat dalam perumusan Resolusi Jihad 21-22 Oktober 1945 yang melahirkan pertempuran 10 November di tahun yang sama dan terlibat dalam pertempuran. 

 

6. Prof KH Anwar Musaddad 

Pengusulan dua tokoh ulama asal Jawa Barat tersebut dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). 

 

KH Anwar Musaddad sendiri adalah pejuang kemerdekaan asal Garut, pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung dan pendiri Pondok Pesantren dan Yayasan Pendidikan Al-Musaddadiyah, Garut. 

 

7. KH Muhyiddin 
KH Muhyiddin merupakan salah seorang ulama ternama asal Jawa Barat yang pada era penjajahan Belanda terlibat dalam perjuangan merintis, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Tercatat telah mendirikan delapan pesantren yang tersebar di Subang, Purwakarta, dan Sumedang. 

 

Guru Besar Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Nina Herlina Lubis mengatakan bahwa KH Muhyiddin ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan. 

 

“Tidak hanya bergabung dengan Hizbullah, KH Muhyiddin pun menjadikan Pesantren Pagelaran I (Tanjung Siang) sebagai markas pelatihan dan penggemblengan mental bagi para pejuang Hizbullah,” jelas Nina dikutip Antara, Rabu (22/04/2020). 

 

Pada masa penjajahan Belanda, KH Muhyiddin juga dikenal memimpin para pejuang untuk menyerang garis pertahanan Sekutu di Bandung utara.

 

Siapa saja tokoh yang tahun ini akan mendapat gelar pahlawan? Tunggu pengumuman pemerintah pada 10 November mendatang.  


Editor:

Tokoh Terbaru