• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Agar Kuat Menerima Kenyataan, Ini Doa yang Disarankan

Agar Kuat Menerima Kenyataan, Ini Doa yang Disarankan
Boleh memiliki pengharapan, namun harus siap dengan kenyataan. (Foto: NOJ/HIc)
Boleh memiliki pengharapan, namun harus siap dengan kenyataan. (Foto: NOJ/HIc)

Tidak mudah bagi seseorang untuk dapat menerima realita hidup. Sebagian mereka bahkan melakukan protes mengapa yang diangan tidak terwujud dengan beragam pelampiasan.

 

Sebagai orang beriman, tentu tidak baik bila protes secara tidak proporsional atas kenyataan yang ada. Bahwa kenyataan politik, hukum, ekonomi-bisnis, sosial, dan juga pribadi kerap tidak sesuai dengan harapan. Mereka menilai kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan dapat membawa mafsadat baginya. Padahal, kenyataan yang tidak sesuai harapan bisa jadi membuka banyak pintu kemaslahatan baru.

 

Mereka yang tengah dihadapkan pada kenyataan pahit kehidupan yang tidak sesuai harapan harus tetap menjaga situasi batin dan kekuatan mental. Mereka dianjurkan untuk mengucap kalimat sebagai berikut:

 

 حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

 

Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl.

 

Artinya: Cukuplah Allah bagiku dan ia sebaik-baik wakil. 

 

Anjuran ini didasarkan pada hadits riwayat Imam Abu Dawud, An-Nasai, dan Al-Baihaqi. Semangat anjuran ini bukan hanya terletak pada pelafalan kalimat: Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl, tetapi pada penguasaan emosi dan penguatan mental serta mengembalikan persoalan berat kepada Allah ketika menerima sebuah kenyataan meski pahit sekalipun.

 

 عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللَّهُ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَضَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ فَقَالَ الْمَقْضِىُّ عَلَيْهِ لَمَّا أَدْبَرَ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ جَلَّ ثَنَاؤُهُ يَلُومُ عَلَى الْعَجْزِ وَلَكِنْ عَلَيْكَ بِالْكَيْسِ فَإِذَا غَلَبَكَ أَمْرٌ فَقُلْ حَسْبِىَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ 

 

Artinya: Dari Auf bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW memutuskan perkara di antara dua orang. Orang yang berperkara ketika berpaling mengucap: Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl. Rasulullah kemudian bersabda: Allah mencela kelemahan. Sebaliknya, kau harus kuat. Jika kau dirundung oleh suatu masalah, hendaknya mengucap: Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl. (HR Abu Dawud, An-Nasai, dan Al-Baihaqi).

 

Uraian ini diangkat oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah perihal menerima qadha dan qadar pada karyanya Al-Wabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib.

 

Menurutnya, agama melarang kita untuk mengumpat dengan kalimat-kalimat yang buruk dan membawa mudharat serta tidak bermanfaat. Agama menuntut seseorang untuk melakukan upaya maksimal sebelum akhirnya kenyataan tiba. Jika takdir berkata lain, maka ia dapat mengucap ‘Hasbiyallāhu wa ni‘mal wakīl’. Kalimat ini cukup terpuji bila seseorang mengerahkan upaya maksimal sebelum kenyataan tiba.

 

Adapun seseorang menjadi tercela menurut agama kalau hanya mengandalkan kalimat tersebut tanpa didahului oleh upaya maksimal/ikhtiar. (Lihat Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Al-Wabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib, [Kairo, Darur Rayyan lit Turats: 1987 M/1408 H], cetakan pertama, halaman 228-229).

 

Tetapi lafal ini dapat dimaknai sebagai sebuah doa agar hati kita dimudahkan dalam menerima kenyataan pahit yang sudah ditakdirkan oleh Allah.

Karenanya, mari kita terus berupaya dan ikhtiar. Namun hendaknya sejak awal disadari bahwa tiada daya dan kekuatan untuk meraih semua yang diangan, selain mendapatkan ridla dan pertolongan Allah SWT.  


Editor:

Keislaman Terbaru