• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Tapal Kuda

Akhiri Kontroversi, Perdunu Batal Gelar Festival Santet

Akhiri Kontroversi, Perdunu Batal Gelar Festival Santet
Dialod Perdunu dengan Dispudpar Banyuwangi. (Foto: NOJ/PRt)
Dialod Perdunu dengan Dispudpar Banyuwangi. (Foto: NOJ/PRt)

Banyuwangi, NU Online Jatim

Keberadaan Persatuan Dukun Nusantara atau Perdunu Indonesia sempat menyita perhatian publik. Aneka reaksi bermunculan terkait perkumpulan tersebut. Bahkan yang lebih membuat heboh adalah akan digelarnya festival santet.

 

Namun, acara terakhir ini akhirnya gagal digelar. Hal tersebut lantaran panitia dan perkumpulan mempertimbangkan sejumlah pihak.   

 

“Hasil dari rapat di internal, kami sepakat untuk tidak menggunakan santet dalam setiap kegiatan yang digelar Perdunu,” kata Ketua Umum Perdunu, Gus Abdul Fatah Hasan, Rabu (10/02/2021).

 

Keputusan ini diambil, karena berdasarkan masukan dalam forum klarifikasi di Kantor Disbudpar Banyuwangi beberpa hari lalu. Kata santet memang memiliki makna yang tabu dan menimbulkan keresahan di masyarakat.

 

“Selain permintaan Pemda, kesannya memang membuat resah kata-kata santet ini. Kemudian itu (festival santet) juga masih wacana untuk program kerja. Jadi masih belum final,” katanya di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi.

 

Kendati demikian, kata Gus Fatah, pihaknya belum bisa mengganti kata dukun dalam penamaan organisasi tersebut. “Perdunu dengan kepanjangan Persatuan Dukun Nusantara Indonesia. Penggunaan dukun sementara masih akan digunakan,” tegasnya. 

 

Hal tersebut dikarenakan makna dari kata dukun tersebut masih bias. Untuk itu, pihaknya memilih untuk melakukan kajian terlebih dahulu baru kemudian memutuskan untuk mengganti atau tidak kata dukun tersebut. 

 

“Kita akan mengkaji lebih dalam lagi, dari segi bahasa, budaya. Kami belum memiliki refrensi untuk memutuskan apakah digunakan apa dihapus. Baru setelah diputuskan, nanti akan kita daftarkan ke Kemenkum HAM,” terangnya.

 

Dirinya juga menjelaskan untuk program kerja selain festival santet, tidak ada perubahan. Tujuannya pun tetap sama, edukasi kepada masyarakat maupun kepada pelaku supranatural.

 

Sementara Dewan Pembina Perdunu, Gus Hadi Sholehan mengatakan, penghilangan istilah santet ini merupakan iktikad baik atas keresahan masyarakat. 

 

“Karena sedari awal tujuannya Perdunu ini baik. Tidak ada niatan buruk. Apalagi, pelopor Perdunu ini mayoritas dari kalangan pesantren. Untuk itu, kita putuskan untuk tidak menggunakan istilah santet lagi,” katanya.


Editor:

Tapal Kuda Terbaru