• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Madura

Aktivis Kopri Sumenep Ini Terpilih Wisudawan Terbaik

Aktivis Kopri Sumenep Ini Terpilih Wisudawan Terbaik
Mahsunah Baihaqi, kader Kopri PMII Sumenep yang menjadi wisudawan terbaik wisuda Instika Guluk-Guluk ke-22. (Foto: NOJ/ Habiburrahman).
Mahsunah Baihaqi, kader Kopri PMII Sumenep yang menjadi wisudawan terbaik wisuda Instika Guluk-Guluk ke-22. (Foto: NOJ/ Habiburrahman).

Sumenep, NU Online Jatim

Institut Ilmu Keislaman (Instik) Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, baru saja menggelar acara wisuda XXII, Senin (09/11/2020) kemarin. Sebab pandemi, pelaksanaan wisuda terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama wisuda untuk mahasiswa pesantren, sedang tahap kedua dan ketiga wisuda untuk mahasiswa  yang tidak tinggal di pesantren.

 

Dalam wisuda tersebut, Mahsunah Baihaqi ditetapkan sebagai mahasiswa terbaik program studi (Prodi) perbankan syariah. Kader Korp PMII Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Lancaran, Guluk-Guluk ini berhasil mengungguli teman sejawatnya yang lain dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,67.

 

Mahsunah, sapaannya, merupakan tipikal aktivis mahasiswa perempuan yang cerdas. Sejak sekolah di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA), ia kerap memperoleh predikat rangking satu.

 

Ia juga menjadi siswa terbaik dan berprestasi saat mengenyam pendidikan di MTs Al-Ishlah, Bilapora Timur, Ganding, Sumenep. Bahkan, ia juga tercatat sebagai mahasiswa dengan IPK tertinggi se-Prodi. Sehingga ia mendapat beasiswa mahasiswa berprestasi dari Pegadaian Syariah.

 

Selain prestasi akademik, Alumni MA 1 Annuqayah Guluk-Guluk ini juga memiliki ragam prestasi non-akademik. Di antaranya ialah juara 1 pidato bahasa Arab di MTs Al Ishlah, juara harapan 1 olimpiade Pendidikan Agama Islam (PAI) se-Kabupaten Sumenep, dan juara 1 baca kitab kuning di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri.

 

Mahsunah merupakan seorang organisatoris sejati. Pengalaman keorganisasiannya mulai ditempa sejak ia menjadi Ketua OSIS di MTs Al-Ishlah, Bilapora Timur. Kemudian berlanjut menjadi Sekretaris Persatuan Pelajar Islam (PPI) di Pondok Pesantren Tuchfatul Mubtadiin, Bilapora Timur, dan Himpunan Siswa Jurusan (HSJ) di MA 1 Annuqayah Putri.

 

Ia juga aktif di Organisasi Daerah (Orda) Persatuan Santri Lenteng (Persal) PP. Annuqayah Lubangsa Putri, sejak tahun 2015 hingga 2019. Bahkan, ia dua periode pernah menjabat sebagai sekretaris di Persal.

 

Selain itu, ia juga aktif di Angkatan Galaksi PMII Komisariat Guluk-Guluk sebagai Koordinator Bagian Pendidikan (2016-2018), Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) Ekonomi dan Bisnis Islam Instika Putri (2018-2019), Koordinator Departement Informasi dan Komunikasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (DEMA-I) Instika Putri (2019-2020). Dan terakhir, ia tercatat sebagai Ketua KOPRI PMII Guluk-guluk Masa khidmat (2019-2020).

 

Sedang di bidang kesenian, perempuan asal Lenteng Barat, Lenteng, Sumenep ini aktif di padepokan Sanggar Al-Zalzalah Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri (2015-2019) dan di Komunitas Minangsih (Komunitas Teater Perempuan) Pesantren Annuqayah (2017-2018).

 

Perempuan yang berulang tahun setiap tanggal 17 Juni ini menyebutkan, sampai kapanpun proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Sejauh apa seseorang berproses, maka setinggi itu pula hasil yang akan dicapai.

 

“Segala hal yang tidak didapatkan di dunia kampus, maka saya dapatkan di dunia organisasi. Belajar di kampus, dan mendiskusikannya di organisasi. Karena menjadi aktivis itu tidak akan menghalangi kita untuk tetap akademis. Sehingga, dari proses dan dedikasi inilah menjadikan saya seperti sekarang ini," ujarnya saat dihubungi NU Online Jatim, Selasa (17/11/2020).

 

Mahsunah menyebutkan, menjadi lulusan terbaik bukan berarti harus merasa puas. Justru dengan ini ada tanggung jawab yang besar untuk mengamalkannya di tengah masyarakat.


"Karena manusia yang baik adalah mereka yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun mampu melebur dan bermanfaat bagi orang lain," jelasnya.

 

Perempuan kelahiran Sumenep 22 tahun lalu ini menuturkan, menjadi orang yang bermanfaat tidak cukup hanya dengan berdiam diri. Semangat dan giat adalah hal yang perlu dimiliki untuk menjadi orang yang berperadaban.

 

"Dengan ini, paling tidak kita sudah berusaha membahagiakan orang tua. Apalagi misal hanya anak dari seorang petani. Bukanlah hal yang mudah bagi mereka bisa membiayai pendidikan anaknya hingga tinggi. Dan kita perlu membalas jasa-jasa mereka dengan prestasi dan dedikasi yang dimiliki oleh kita," imbuhnya.

 

Ia menuturkan, tempaan hidup semacam ini selain dari dunia akademik, juga banyak ia peroleh ketika aktif di komunitas atau organisasi, khususnya PMII. "Maka dari itu, mengabdi dan berkhidmat untuk Nahdlatul Ulama (NU) itu berbarokah. Jadi, jangan tanggung-tanggung jika benar-benar ingin menjadi kader NU," tegasnya.

 

 

Terakhir, perempuan asal Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep ini berpesan, nilai seseorang itu tidak dilihat dari ia akan menjadi siapa, namun ia bisa berbuat apa pada orang lain.


"Maka proses meningkatkan kemampuan diri dan mengaplikasikannya adalah dua hal yang sangat penting," pungkasnya.


Editor:

Madura Terbaru