• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Khutbah

Anjuran Bekerja Keras dengan Niat dan Cara yang Benar

Anjuran Bekerja Keras dengan Niat dan Cara yang Benar
Islam sangat menghargai para pekerja keras. Juga dengan diimbangi niat, serta cara yang baik. (Foto: NOJ/Vdn)
Islam sangat menghargai para pekerja keras. Juga dengan diimbangi niat, serta cara yang baik. (Foto: NOJ/Vdn)

Khutbah Jumat NU Online Jatim kali ini mengangkat tema tentang anjuran bekerja keras dengan niat dan cara yang benar. Pada momentum khutbah ini adalah saat penting untuk saling mengingatkan umat islam agar bisa lebih bertaqwa dan menjadi insan kamil.

Untuk mencetak naskah khutbah jum'at ini, silahkan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel ini. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang menjaga lidah berjudul "Anjuran Bekerja Keras dengan Niat dan Cara yang Benar". Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I

 

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ جَعَلَ التّقْوَى خَيْرَ الزَّادِ وَاللِّبَاسِ وَأَمَرَنَا أَنْ تَزَوَّدَ بِهَا لِيوْم الحِسَاب أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ رَبُّ النَّاسِ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَوْصُوْفُ بِأَكْمَلِ صِفَاتِ الأَشْخَاصِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أجمعين وسَلّمْ تَسليمًا كَثِيرًا ، أَمَّا بَعْدُ ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita masih berada di masa pandemi Corona yang banyak membuat kesusahan berbagai kalangan. Tidak sedikit kini orang sulit mencari nafkah, mengalami pemutusan hubungan kerja, bangkrut, hingga bertambahlah pengangguran baru. Namun, kondisi ini tak boleh membuat kita putus asa, apalagi sampai bermalas-malasan dalam bekerja dan berusaha. Demikian pula kehadiran pada siang ini sebagai bagian dari takwallah yakni menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Takwa inilah yang selalu diingatkan khatib saat berada di atas mimbar. Karenanya, mari kita terus meningkatkan takwallah tersebut.

 

Jamaah yang Dirahmati Allah SWT

Muhammad bin Ashim pernah berkata: Telah sampai berita padaku bahwa Umar bin Khattab RA jika melihat pemuda yang membuatnya kagum maka ia akan menanyakan perihal anak itu: Apakah anak itu memiliki pekerjaan? Jika dikatakan Tidak, maka ia akan berkata: Telah jatuh satu derajat anak muda itu di mataku.

 

Islam sangat menganjurkan kepada kita untuk bergerak dan berkarya selama hayat masih di kandung badan. Rasulullah mengingatkan agar umatnya senantiasa berusaha dan berhati-hati terhadap waktu luang. Waktu kosong bisa menjadi ladang subur bagi setan untuk menanamkan kemungkaran. Dengan demikian, bekerja adalah jalan lain untuk membendung kejahatan. Dengan kata lain, orang yang bekerja keras hakikatnya sedang merintis jalan kemuliaan. Berjuang, berkarya, berusaha, dan bekerja adalah keniscayaan dalam hidup, baik dalam keadaan susah maupun senang.

 

Menurut Ibnu Atsir, bekerja termasuk bagian dari sunnah para nabi. Nabi Zakaria Alaihissalam adalah tukang kayu. Nabi Daud Alaihissalam membuat baju besi dan menjualnya sendiri. Bahkan sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, Nabi Daud itu tidak akan makan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri. Siapa yang tidak mengenal Nabiyullah Daud Alaihissalam? Selain seorang nabi, telah diberi oleh Allah Subhanahu wa Taala kekuasaan dan harta yang melimpah. Walau begitu, tidak merasa gengsi untuk bekerja dengan tangannya sendiri guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Nabi daud tidak mengajarkan berpangku tangan dan mengharap belas kasih dari orang lain atau dari umat yang dipimpinnya.

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

 

لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

 

Artinya: Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya atau menolaknya. (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

Imam Ar-Raghib al-Ishfahani pernah berkata: Siapa saja yang tidak mau berusaha dan bekerja maka nilai kemanusiaannya telah rusak bahkan nilai kebinatangannya, dan menjadi orang yang telah mati.

 

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil contoh. Misalnya, masyarakat lebih menghargai tukang sayur keliling yang mampu menghidupi dirinya secara mandiri daripada pengangguran. Allah mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk bekerja mencari rezeki di siang hari, dan pada malam harinya digunakan untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga agar bisa kerja lagi pada esok harinya.

 

 وَجَعَلْنَا ٱلَّيْلَ لِبَاسًا وَجَعَلْنَا ٱلنَّهَارَ مَعَاشًا

 

Artinya: Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk penghidupan. (QS An-Naba: 10-11).

 

Tidak bekerja adalah sikap setan. Setan selalu membisikkan pada manusia agar meninggalkan usaha dan ikhtiar. Setan meniupkan rasa malas pada manusia agar manusia tidak berusaha, cukup menunggu sampai ketentuan takdir-Nya datang. Padahal rezeki harus dicari dengan kerja keras. Orang yang dengan gigih bekerja keras, membanting tulang, mencari rezeki dari memeras keringat dan makan dari hasil itu, maka itu lebih baik dari makan hasil yang diperoleh dari harta warisan atau pemberian orang lain.

 

Orang yang senantiasa bergerak dan bekerja menandakan keimanan yang bersangkutan dalam kondisi aktif dan dinamis. Sebaliknya, mereka yang ‘menikmati’ bermalas-malasan alias gemar berpangku tangan, menandakan dirinya sedang dilanda impotensi iman. Sebagaimana firman Allah SWT:

 

 وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

 

Artinya: Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS At-Taubah: 105).

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Allah SWT berfirman:

 

 فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ  

 

Artinya: Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.(QS al-Ankabut:17).

 

Menurut ayat ini, rezeki harus diusahakan. Bertalian dengan ayat lain, Allah telah tegas menyatakan bahwa cara mendapat rezeki adalah dengan bekerja.

 

  فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. (QS al-Jumu’ah: 10).

 

Dalam rangka bekerja mencari nafkah, menurut riwayat al-Baihaqi dalam Syu’bul Iman ada empat prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum beriman, yakni: bekerja dengan cara yang halal (thalaba ad-dunya halalan), bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain (ta’affufan an al-mas’alah). Juga bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalihi), serta bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan ala jarihi). Sehingga, kemuliaan pekerjaan sungguh tidak bisa dilihat dari jenisnya.

 

Jamaah yang Berbahagia

Setelah memenuhi empat prinsip di atas, nilai sebuah pekerjaan akan diukur dari kualitas niat (shahihatun fi an-niyat) dan pelaksanaannya (shahihatun fi at-tahshil). Itulah pekerjaan yang bernilai ibadah dan kelak akan mengantarkan pelakunya ke pintu surga. Bahkan dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang bekerja keras akan mendapat berbagai kemuliaan. Orang yang bekerja keras mencari nafkah, Allah akan mengampuni dosanya. Orang yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya termasuk fi sabilillah, dan orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah, nanti di akhirat akan datang dengan wajah laksana bulan purnama

 

Demikian uraian khutbah singkat ini.Semoga kita termasuk orang-orang yang gemar bekerja keras. Dengan menjadi pekerja keras, Allah akan memuliakan dan menyukseskan kita dunia dan akhirat.

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ  

 

Rakimin Al-Jawiy adalah dosen Psikologi Islam Unusia Jakarta.

 


Editor:

Khutbah Terbaru