Gresik, NU Online Jatim
Keberadaan Nahdlatul Ulama berikut perangkat yang ada di dalamnya, termasuk badan otonom adalah penjaga akidah Ahlussunnah wal Jam’ah (Aswaja) an-Nahdliyah. Karenanya, para pengurus dan anggota termasuk warga NU atau Nahdliyin adalah ujung tombak dalam memastikan keberlangsungan akidah tersebut. Karenanya, kepengurusan yang ada harus didukung.
Semangat itu juga yang mengemuka pada pelantikan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ansor Wadeng, Sidayu, Gresik.
Bertempat di Masjid Jami' Darussalam desa setempat, pada Ahad (4/10/2020) dilangsungkan pelantikan bersama PR Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan IPNU-IPPNU Wadeng.
“Pelantikan pengurus merupakan peresmian akan jabatan yang disaksikan berbagai kalangan. Tujuannya menata pengelolaan dan manajemen organisasi,” kata Imam Mubin.
Ketua PR GP Ansor Ranting Wadeng masa khidmah 2020 hingga 2022 tersebut berharap ada dukungan dari senior dalam rangka untuk menghidupkan dan merawat akidah Aswaja an-Nahdliyah.
Dirinya berharap diberikan kemampuan dalam mengemban amanah, tentunya dengan didukung pengurus lain untuk memajukan Ansor.
“Program kami antara lain yang tidak kalah penting yakni menyatukan pemuda untuk bergabung di Ansor maupun Barisan Ansor Serbaguna atau Banser untuk bersinergi dengan pemerintah,” katanya.
Sedangkan Ketua Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Gresik, Abd Rohim usai melantik kepengurusan baru memohon doa dan dukungan kepada semua kalangan dalam kepengurusan.
“Mohon dukungan agar kami bisa menjalankan dan memajukan Ansor ke depan,” pintanya.
Ditambahkan, bahwa tugas mulia namun berat harus diemban pengurus Ansor dan Banser tetap semangat berkhidmah menjalankan sejumlah program yang bisa membentengi dari virus radikalisme.
Sadar dengan tantangan tersebut, dirinya mengajak pengurus dan kader di semua tingkatan harus menguasai perkembangan zaman, khususnya terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IT).
“Semua harus melek akan IT terutama bisa mengcounter paham radikal yang marak dan masif di media sosial,” tegas Kasdol, sapaan akrabnya.
Pada saat yang sama, juga tetap meramaikan masjid dan mushala agar tidak diklaim paham yang di luar Aswaja an-Nahdliyah.
Pelantikan dihadiri pengurus NU baik dari jajajaran rais dan tanfidziyah. Tampak pula Muslimat NU, Fatayat NU setempat.
Editor: Syaifullah
