Pasuruan, NU Online Jatim
Media sosial tidak pernah lepas dari genggaman anak muda saat ini. Berselancar di dunia maya memang menjadi kebiasaan di era digital. Tawaran kemudahan mengakses informasi melalui internet pun menjadi konsumsi harian bagi masyarakat, terlepas generasi muda yang selalu akrab dengan gadget.
Derasnya arus informasi kerap kali disalah gunakan untuk menyebar berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian, hinaan hingga cacian kerap kali menghiasi media sosial. Menurut Habib Mahdi Al Khirid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur Bidang Cyber dan IT, hal tersebut merupakan konsekuensi dari penggunaan media sosial.
“Itu bagian dari konsekuesi keterbukaan informasi,” katanya, Ahad (20/12/2020).
Pada kesempatan itu, Habib Mahdi mengajak para peserta pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Bangil, bahwa perlunya mengetahui dan mengikuti perkembangan teknologi informasi.
Selain itu, Habib Mahdi juga menekankan kepada peserta untuk memulai menggunakan media soaial sebagai pengguna aktif.
“Sudah saatnya kader-kader Ansor menggunakan media sosial untuk menebar konten positif. Misalnya, mengupload pengajian kiai-kiai kampung,” jelasnya.
Habib Mahdi juga berharap, pengguna media sosial tidak hanya meneruskan postingan-postingan yang belum tentu kebenarannya. Tetapi, bisa membantu dakwah Nahdlatul Ulama (NU).
"Kita harus bisa membantu syiar ceramah, tausyiah agama kiai-kiai kampung agar lebih banyak di dengar masyarakat luas,"
Tidak hanya itu, kader Ansor juga perlu memproteksi isu-isu yang mengarah kepada ujaran kebencian yang mengancam memecah belah Bangsa.
“Kita wajib menjadi benteng dan memerangi isu-isu propaganda yang bertujuan mengadu domba dan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkasnya.
Editor: Risma Savhira
