• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Nusiana

Apa Makna Sarung BHS bagi Kiai Ma’ruf Khozin?

Apa Makna Sarung BHS bagi Kiai Ma’ruf Khozin?
Kiai Ma'ruf Khozin diapit Abdul Wahab Ahmad (kiri) dan Dafid Fuadi di acara Rakerda MUI Jatim. (Foto: NOJ/Istimewa)
Kiai Ma'ruf Khozin diapit Abdul Wahab Ahmad (kiri) dan Dafid Fuadi di acara Rakerda MUI Jatim. (Foto: NOJ/Istimewa)

Di televisi, ada iklan yang selalu muncul jelang Ramadlan, sehingga bisa dipastikan bahwa puasa akan segera datang. Aneka persiapan layak disediakan demi memastikan bisa menyambut bulan penuh berkah tersebut dengan baik.

 

Bagaimana dengan lebaran yang sudah ada di depan mata? Hal yang identik dengan hari raya Idul Fitri adalah pakaian dan segala yang serba baru. Karenanya, untuk bisa memiliki koleksi yang diharapkan, sejumlah cara dilakukan. Termasuk mungkin mencari pinjaman ke teman maupun saudara, bila ternyata tabungan tidak memadai. 

 

Dan kala memasuki Idul Fitri, salah satu yang jadi incaran adalah sarung premium merek BHS. Karena kurang lengkap rasanya kalau pergi shalat Id ke masjid maupun silaturahim kala Syawal ke mertua dan orang yang dihormati tidak mengenakan sarung terkenal tersebut.

 

Namun bagi Kiai Ma’ruf Khozin, sarung merk BHS tidak terlalu membanggakan. Karena itu identik dengan pemberian kalangan lain.

 

“BHS (itu) Barang Hasil Sumbangan,” katanya saat menjawab komentar Sururi Arumbani soal jas baru di akun Facebooknya, Sabtu (01/05/2021).

 

Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur saja tidak bangga dengan sarung yang terkenal mahal dan bergengsi tersebut.

 

Sekelas Ketua Aswaja NU Center Jawa Timur itu memang bukan kapasitasnya menerima sumbangan sarung, tapi waktunya memberi BHS. Leres kakdintoh?  


Editor:

Nusiana Terbaru