• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Bagi Banser di Ponorogo, Hujatan adalah Pelecut Semangat

Bagi Banser di Ponorogo, Hujatan adalah Pelecut Semangat
Banser dan Denwatser mengawal pelaksanaan idhul yatama di Desa Mrican dan Tanjungsari, Jenangan, Ponorogo. (Foto: NOJ/Yoga)
Banser dan Denwatser mengawal pelaksanaan idhul yatama di Desa Mrican dan Tanjungsari, Jenangan, Ponorogo. (Foto: NOJ/Yoga)

Ponorogo, NU Online Jatim

Barisan Ansor Serba Guna (Banser) yang tengah viral di media sosial mendapat hujatan, tidak menumbangkan kiprah kidmat dalam mengawal amaliah Ahlussunah wal Jama'ah an-Nadliyah. Malah hujatan tersebut memupuk rasa khidmah anggota Banser Ponorogo, yang semakin tinggi.

 

Hal itu terwujud dalam kompaknya Banser dan Detasemen Wanita Serbaguna (Denwatser) yang mengawal jalannya pelaksanaan idhul yatama (hari raya anak yatim) di Desa Mrican dan Tanjungsari, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jumat (28/8).

 

Meski di tempat terpisah, para anggota Banser dan Denwatser nampak solid dalam mengawal jalannya pelaksanaan idhul yatama di Masjid Darul Hikmah Mrican dan Masjid Umar Shodiq Tanjungsari. Mereka bekerja sesuai tupoksi yang ditugaskan oleh Nahdlatul Ulama sebagai pengawal para kiai, pecinta negeri dan amaliah jam’iyah.

 

Di Desa Tanjungsari sendiri terlihat para anggota Banser tengah menertibkan parkir jamaah, menyambut dan mengawal kiai yang hendak memberikan tausiah. Juga terlibat sosialisasi tentang pentingnya protokoler kesehatan yang benar kepada Nahdiyin.

 

Seperti yang dilakukan Hendrik, Banser Husada bersama Agus Banser yang menjaga pintu masuk masjid dengan thermo gun pengecek suhu. Kemudian beberapa anggota lain mengamankan jalan agar lancar arus lalulintas di sekitar lokasi acara.

 

"Jadi, kita berkhidmad di Banser NU itu merupakan sebuah kebanggaan, terutama anak-anak muda yang masih belajar agama dan harus belajar. Maka kita mengikuti ulama," kata Hendrik, kepada NU Online Jatim saat bertugas.

 

Menanggapi adanya hujatan yang sudah biasa viral di Medsos, dirinya mengaku tidak bisa menyalahkan oknum tersebut. Karena memang pihak itu melihat dari sudut pandang berbeda.

 

"Itu justru jadi cambukan dan membuat kita semakin kuat," paparnya.

 

Di tempat terpisah, Fadiyatul Selly Anawati Dentwaser Mrican mengungkap selama menjadi anggota Banser wanita selalu mendapat berkah dan diliputi rasa gembira dan bahagia.

 

"Dulu itu, saya shalatnya tidak tertib. Karena ikut Diklatnya bareng sahabat-sahabat dari pondok pesantren, sampai sekarang shalat saya terbawa jadi tertib," ungkapnya.

 

Tanggapan hampir sama disampaikan Niti Sumitro, anggota provost Banser Cabang Ponorogo yang juga tengah mengawal idul yatama di Masjid Darul Hikmah Mrican. Bagi dia, dengan viralnya hujatan di media sosial belakangan ini justru lebih semangat dan tertantang.

 

"Sahabat-sahabat Banser semua semakin giat," tegas pria yang sudah berusia 56 tahun itu.

 

Usai gelaran idhul yatama, Banser dan Denwatser mulai membubarkan diri dan kembali kepada keluarga masing-masing.  Hal itu tentunya menampakan bagaimana mereka hanyalah manusia biasa yang mengharap ridha ilahi dengan ikut kiai dan ulama NU yang tidak diragukan kecintaan pada Negara Kesatuan Indonesia, Pancasila dan masyarakat.

 

Kemudian tentu fitnah dan hujatan bukan sekali dua kali dialami salah satu Banom NU tersebut. Meski mereka sama sekali tidak mendapatkan upah sedikitpun dari jerih payah selama berkhidmah.

 

Tak cukup sampai di situ bahkan fakta dan sejarah telah mencatat kiprah Banser pada perhelatan menyatukan bangsa dan menjaga budaya serta menjadi benteng kasih sayang bagi seluruh warga Indonesia baik Muslim maupun Non Muslim. Untuk mengingat hal itu, pada tahun 2000, salah satunya adalah kisah Banser Riyanto, di Mojokerto yang menyelamatkan nyawa banyak orang dengan mengorbankan jiwa raga.

 

Demi menghormati dan mengenang jasa Riyanto, pihak pemerintah Mojokerto memberikan nama jalan menuju rumah Riyanto dengan namanya. Hal itu hanya salah satu kisah nyata kiprah Banser NU yang selalu siap menjaga NKRI dan NU. Tentu semua telah merasakan manfaat Banser pada lingkungan masing-masing.


Editor:

Matraman Terbaru