• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Bahas Peran Kebangsaan, NU Sidoarjo Gelar Seminar Bersama Sekjen PBNU

Bahas Peran Kebangsaan, NU Sidoarjo Gelar Seminar Bersama Sekjen PBNU
Seminar Nasional dalam rangka peringatan Harlah NU ke-95 yang digelar oleh PCNU Kabupaten Sidoarjo, menghadirkan narasumber Sekjen PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini secara virtual, Ahad (31/01/2021) di aula kantor PCNU Sidoarjo.(Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)
Seminar Nasional dalam rangka peringatan Harlah NU ke-95 yang digelar oleh PCNU Kabupaten Sidoarjo, menghadirkan narasumber Sekjen PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini secara virtual, Ahad (31/01/2021) di aula kantor PCNU Sidoarjo.(Foto: NOJ/ Yuli Riyanto)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Peringatan Harlah ke-95 NU di Kabupaten Sidoarjo disemarakkan dengan acara seminar nasional yang digelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten setempat, Ahad (31/01/2021), kegiatan ini mengusung tema “Mewaspadai Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme Dalam Kerangka Membangun Kejayaan NKRI”.

 

Ketua PCNU Sidoarjo KH Maskhun mendapatkan kehormatan untuk menjadi moderator pada seminar ini. Hadir sebagai narasumber secara virtual, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini, menggantikan Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj yang berhalangan hadir.

 

Membuka acara seminar, Kiai Maskhun mengatakan bahwa Jam’iyah Nahdlatul Ulama ikut membidani lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sehingga sudah sesuai dengan jargon yang sering diucapkan bersama, yakni NKRI harga mati.

 

“Karena NU ikut membidangi lahirnya NKRI, persoalan-persoalan kebangsaan seringkali  menjadi persoalan-persoalan jam’iyah NU. Disisi lain, tokoh-tokoh dunia dan ulama-ulama Islam terkemuka memiliki harapan besar kepada bangsa Indonesia,” kata Kiai Maskhun.

 

Dijelaskannya, bahwa Indonesia dengan NU yang ada didalamnya ini, ada sebuah harapan menjadi era kebangkitan umat Islam berikutnya. “Hal ini sudah pernah dituangkan dalam muktamar NU di Jombang dengan tema Islam Nusantara menuju peradaban dunia,” jelasnya.

 

Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zain memaparkan, Nahdlatul Ulama sejak Indonesia ini belum berdiri telah memberikan pondasi-pondasi yang penting dalam kehidupan kebangsaan kita.

 

“Bahwa pada hakekatnya beragama, berbangsa dan bernegara adalah bagian dari upaya kita untuk mewujudkan suatu peradaban yang unggul, sekaligus mewujudkan apa yang disebut sebagai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat luas. Tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan dan perrmusuhan,” tutur Kang Helmy, sapaan akrabnya.

 

Lebih lanjut, Kang Helmy menegaskan, Islam sendiri sebagai agama yang unggul mengajarkan dengan penuh dengan kebijaksanaan dan ajaran-ajaran atau nasehat yang baik. Bahkan diberikan jalan keluar dalam mengatasi konflik.

 

“Yaitu menyelesaikan perbedaan itu dengan baik, maka dalam konteks ini marilah kita semua menjadi bagian penting Islam yang merangkul bukan memukul. Marilah kita menjadi bagian penting mewujudkan dakwah Islam yang tentu menjadi harapan dan impian dari seluruh warga masyarakat, bukan hanya di nusantara bahkan di dunia,” tegasnya.

 

Dirinya menerangkan, NU sekarang sudah berdiri di lebih dari 36 negara di dunia, maka lambang NU bergambar bola dunia ini luar biasa.Dakwah yang telah diajarkan oleh para ulama NU ini telah diterima oleh begitu banyak kalangan yang selama ini tersekat oleh ras, suku, bahkan agama.

 

Diterangkannya, ada dua amanah penting yang melekat dipunggung kita sebagai keluarga besar jam’iyyah NU, yaitu amanah diniyah atau keagamaan. Dimana fungsi-fungsi ini telah secara luar biasa diperankan oleh pesantren-pesantren, majelis taklim, para kiai dan guru kita.

 

“Kedua, adalah amanah wathaniyah atau kebangsaan, mari kita terus menjaga dan merawat kebhinekaan kita, karena kita semua sudah bersepakat bahwa para ulama (NU) tidak lagi mempertentangkan antara agama dan negara. Kita telah menjalankan keislaman dan keindonesiaan kita dalam satu tarikan nafas, mudah-mudahan khidmah kita menjadi berkah,” ucapnya.

 

 

Acara seminar ini digelar secara semi virtual demi mematuhi protokol kesehatan mencegah penyebaran Covid-19. Dihadiri oleh jajaran Syuriyah dan Pengurus PCNU Sidoarjo, Ketua lembaga, Badan Otonom (Banom).

 

Tampak hadir pula utusan dari Polresta Sidoarjo dan Kodim, Kepala Kemenag, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo KH Muh Salim Imron yang juga pengasuh Pesantren Manba’ul Hikam Putat, serta tamu undangan lainnya.

 

Editor: Romza

 


Editor:

Metropolis Terbaru