• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Pemerintahan

Batik Kepo Produk Pesantren Subulus Syafi'in Magetan Tinggi Peminat

Batik Kepo Produk Pesantren Subulus Syafi'in Magetan Tinggi Peminat
Proses pembuatan Batik Kepo. (Foto: NOJ/yt)
Proses pembuatan Batik Kepo. (Foto: NOJ/yt)

Magetan, NU Online Jatim

 

Pondok Pesantren Subulus Syafi’in yang terletak di bilangan Kawedanan, Magetan didirikan oleh KH Supriyanto Ubaidillah. Pesantren yang berdiri sejak tahun 1996 ini menaungi sekarang menaungi sebanyak 606 santri. Selain fokus pada pendidikan agama, pesantren ini juga mengembangkan unit usaha seperti produksi telur asin, isi ulang air mineral dan tas rajut. Sedangkan produk unggulan pesantren ini adalah Batik Kepo atau kepanjangan dari Kreativitas Pondok.

 

“Dengan adanya produk Batik Kepo di pesantren ini bertujuan untuk memperkaya khazanah batik di Indonesia, menggali motivasi santri dan ustadz untuk meningkatkan kreativitasnya, dan diharapkan bisa menambah pemasukan pesantren,” kata KH Supriyanto Ubaidillah, Pengasuh Pondok Pesantren Subulus Syafi’in, Kamis (22/04/2021).

 

Batik Kepo memiliki kualitas yang bagus serta motif yang elegan sehingga peminatnya tinggi. “Peminat Batik Kepo banyak sekali karena kualitas yang mumpuni,” ujarnya.

 

Adapun strategi yang diterapkan pesantren agar produk Batik Kepo dikenal masyarakat dan unggul di pasar adalah dengan berbagai cara.

 

“Kami menggunakan jaringan alumni pesantren yang menyebar di seluruh Indonesia. Kedua, kami memanfaatkan media sosial seperti whatsapp, facebook, dan Instagram,” terangnya.

 

Dirinya mengungkapkan, kendati produk batik ini masih baru namun omzet yang didapatkan setiap bulan cukup fantastis.

 

“Alhamdulillah meskipun masih baru, produk Batik Kepo omzetnya sudah mencapai Rp 15 juta per bulan,” ungkapnya

 

Di samping itu, omzet di bidang usaha lainnya mencapai Rp 50 juta per tahun. “Karena sedang pandemi Covid-19, omzet di bidang usaha lainnya seperti telur asin, isi ulang air mineral dan tas rajut menurun sekitar 50 persen,” jelasnya.

 

Produktivitas usaha yang dimiliki pesantren ini menurut Kiai Supriyanto tidak lepas peran OPOP Jatim.

 

“Terima kasi kepada Ibu Gubernur Jatim dengan program OPOP dapat mengembangkan potensi ekonomi pesantren,” pungkasnya.


Pemerintahan Terbaru