Blitar, NU Online Jatim
Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Madjapahit Universitas Islam Balitar (Unisba), Muhammad Thoha Ma'ruf menilai bahwa kondisi Indonesia ini sedang tidak baik-baik saja. Banyak permasalahan yang tengah dihadapi dan harus segera diatasi, di antaranya terkait kerusakan lingkungan yang kian parah.
Hal itu disampaikan Ma’ruf usai acara menonton bareng sekaligus membedah film Kinipan di Pendopo Islam Nusantara, Blitar, Kamis (08/04/2021). Kinipan adalah film dokumenter produksi Watchdoc yang diluncurkan pada 27 Maret 2021 lalu.
Kinipan adalah sebuah desa di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, yang alamnya tergerus karena invasi perkebunan sawit sejak beberapa tahun lalu. Digambarkan dalam film itu, kerusakan hutan di Kinipan terjadi dan masyarakatnya tersingkir.
"Persoalan hutan, seperti alih fungsi untuk perkebunan sawit, pembukaan lahan pertanian, pertambangan, dan pembangunan jalan raya adalah gambaran jelas negara ini sedang mengalami sakit," ujar Ma’ruf.
Ia menjelaskan, berdasarkan film Kinipan, persoalan lingkungan di Negara Indonesia berpangkal pada alihfungsi lahan hutan yang dilakukan oleh manusia, kemudian merembet dan menjadi masalah serius ke berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Hutan yang dialihfungsikan pun juga sangat luas. Alhasil, efek yang ditimbulkan juga sangat besar.
"Banyaknya satwa yang mati, kebakaran hutan, banjir, semuanya merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri yang semena-mena dalam mengelola hutan dan lingkungan," tandas Ma’ruf.
Mengacu pada berbagai problem yang ada itu, Ketua PMII Rayon Fisip-Hukum Komisariat Unisba, Dimas Arya Saputro berharap pergerakan mahasiswa saat ini harus lebih besar dan kristis lagi terhadap segala kebijakan yang justru merugikan bagi bangsa Indonesia. Apalagi, kata dia, saat ini kebebasan berekspresi dan berpendapat terbuka lebar. Tidak tertutup seperti zaman orde baru dulu.
"Perkembangan teknologi seyogyanya dapat dimanfaatkan dengan baik, misalnya untuk mem-blow up kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa, bukan terlalu sering main game atau Tiktok," kata Dimas.
Editor: Nur Faishal