• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Metropolis

Begini Makna dan Filosofi Logo Harlah ke-98 NU

Begini Makna dan Filosofi Logo Harlah ke-98 NU
Logo Harlah ke-98 NU. (Foto: NOJ/DN)
Logo Harlah ke-98 NU. (Foto: NOJ/DN)

Surabaya, NU Online Jatim

Pada 16 Rajab mendatang Nahdlatul Ulama (NU) tepat berusia 98 tahun. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dengan konsisten memperingati Harlah NU versi hijriyah sesuai dengan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART). Pada Harlah kali ini, PWNU Jawa Timur mengusung tema ‘Menyongsong Satu Abad, Meneladani Muassis, Menuju Kemandirian’ dan meluncurkan logo yang selaras.

 

Menurut Dodik Nur Cahyo, desainer logo tersebut mengungkapkan bahwa inspirasi pembuatan logo didapatkan dari berbagai sumber.

 

“Bentuk lipatan terinspirasi dari ornamen nusantara yang ada di Masjid Mantingan Pati Jawa Tengah. Ornamen yang terikat menyatu dalam ikatan sebagai mana NU yang diwujudkan dalam tali jagat. Ikatan tersebut berbentuk empat bujur yang saling terikat,” katanya, Rabu (10/02/2021).

 

Dalam logo Harlah ke-98 NU, terdapat angka 9 dan angka 8 yang menggambarkan dua unsur dalam NU.

 

“Dalam NU terdapat dua unsur, yaitu jamiyah dan jamaah, religius dan kebangsaan, struktural dan kultural, tradisional dan modern,” terang pria yang juga Founder Santri Desain Community (SDC) tersebut.

 

Dirinya mengungkapkan, bahwa filosofi logo tersebut selaras dengan tema Harlah ke-98 NU.

 

“NU adalah kebangkitan para ulama, sebuah organisasi yang didirikan oleh para ulama. Empat mazhab NU diwujudkan dalam bentuk ikatan empat arah. Empat arah adalah penjuru mata angin yang bermakna bahwa NU bermanfaat untuk semua umat,” jelasnya.

 

Selain itu, warna yang dipilih dalam logo tersebut juga tidak asal, melainkan memiliki makna tersendiri.

 

“Hijau menggambarkan unsur religius kehidupan, ulama, santri, pesantren. Warna emas menggambarkan kebangsaan. Dan hijau kebiruan menggambarkan kedamaian dan optimis,” pungkas dia.


Editor:

Metropolis Terbaru