• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Keislaman

Berkah Bacaan Surat Yasin Anak di Atas Pusara Ibunda

Berkah Bacaan Surat Yasin Anak di Atas Pusara Ibunda
Foto anak yang ngaji di atas pusara orang tuanya sempat viral. (Foto: NOJ/Istimewa)
Foto anak yang ngaji di atas pusara orang tuanya sempat viral. (Foto: NOJ/Istimewa)

Para ulama yang memiliki kelebihan mukasyafah, salah satunya mampu menembus alam kubur memberikan kesaksian. Bahwa bacaan surat Yasin yang dilakukan anak di atas pusara orang tuanya demikian ‘tembus’ sehingga sangat berguna bagi ahli kubur.

 

Penjelasan tersebut didapat dari kitab Tahqiqul Amal fîmâ Yanfa'ul Mayyita Minal A'mâl karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani, halaman 60. Cerita singkatnya adalah sebagai berikut:
 

Dikabarkan dari Al-Hasan bin al-Haitsam bahwa suatu ketika ia mendengar Abu Bakar al-Athrusyi bin Abi Nashr bin at-Timar bercerita: Suatu masa terdapat anak laki-laki yang senantiasa mendatangi pekuburan ibunya setiap hari Jumat. Setiap kali bersanding dengan pusara ibunya, ia akan dengan khusyuk melantunkan surat Yasin. Ia terlihat begitu khusyuk, dibacanya ayat-ayat Al-Qur'an itu dengan penuh khidmat. Sambil sesekali ketika menghentikan bacaan untuk mengambil napas, ia mengenang masa-masa indah dengan ibunya.


Sungguh, pemandangan itu begitu memilukan, melihat seorang anak yang duduk terpekur sambil membaca al-Quran di samping pusara ibunda tercintanya. 

  

Ketika telah selesai, ia kemudian berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku membagikan pahala membaca surat Yasin ini. Maka jadikanlah bagian itu terhaturkan kepada para arwah yang bersemayam di pekuburan ini.

 

Sepekan kemudian, tepat di hari Jumat berikutnya, anak tersebut kembali melakukan rutinitas tersebut. Mendatangi pusara ibunya, duduk dengan khusyuk, dan kemudian melantunkan surat Yasin untuk dihadiahkan kepada ibundanya serta para arwah di pemakaman.


Tiba-tiba saja saat ia hendak beranjak, datang seorang perempuan yang bertanya kepadanya:


“Apakah engkau adalah Fulan bin Fulanah, apakah engkau adalah putra dari ibu yang dikubur dalam pusara ini?" 


"Ya," jawab anak itu singkat.


"Sesungguhnya aku memiliki seorang putri yang telah meninggal, kemudian aku bermimpi bertemu dengannya. Dalam mimpi itu, aku lihat ia sedang duduk-duduk di samping pusaranya. Kemudian aku bertanya padanya: Gerangan apa yang membuatmu terduduk di sini? Ia lantas menjawab: Sesungguhnya Fulan bin Fulanah mendatangi pekuburan ibunya, kemudian ia membaca surat Yasin dan menghadiahkan pahala bacaannya kepada ibunya dan kami, para ahli kubur yang arwahnya bersemayam di pemakaman ini. Maka dari itulah, aku mendapatkan manfaatnya sehingga aku diampuni’."


Subhanallah, dari kisah di atas. dapat dipetik hikmah betapa amal shalih yang dilakukan oleh orang hidup dan kemudian pahalanya dihaturkan kepada orang yang sudah meninggal benar-benar tersampaikan. Apalagi, jikalau amal tersebut dilakukan di waktu-waktu yang mustajabah, waktu berdoa yang berpeluang besar untuk dikabulkan seperti hari Jumat.


Karenanya, apa salahnya dan sudah seharusnya kita membiasakan diri untuk ziarah kubur di hari Kamis petang atau Jumat. Bila memiliki anak, alangkah indahnya bila diajak dan ngaji bersama di atas pusara keluarga. Dengan demikian, kelak kita akan mengambil manfaat dari pembiasaan baik tersebut.

  

Oleh sebab itu, sebaiknya anak yang telah ditinggal wafat orang tuanya untuk menyempatkan ziarah kubur. Menyisihkan waktu untuk membaca surat Yasin dan kalimat thayyibah sebagai bentuk pengabdian sekaligus derma bakti kepada orang tua yang telah meninggal. Wallahu a'lam.


Keislaman Terbaru