• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Bumikan Aswaja, Lesbumi Mojokerto Manaqiban di Harlah ke-59

Bumikan Aswaja, Lesbumi Mojokerto Manaqiban di Harlah ke-59
Manaqiban dalam rangka Harlah ke-59 Lesbumi oleh Lesbumi Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/INH)
Manaqiban dalam rangka Harlah ke-59 Lesbumi oleh Lesbumi Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/INH)

Mojokerto, NU Online Jatim

Lembaga Seniman Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto menggelar kegiatan pembacaan shalawat & manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jaelani untuk memperingati Harlah Lesbumi ke-59 tahun, Ahad (28/03/2021).

 

Acara yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya'ban itu dilaksanakan sekaligus peresmian Mushala Sapujagad Saptawikrama, Dusun Pakiswetan, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

 

Kegiatan berprotokol kesehatan ini dihadiri oleh Ketua PCNU beserta lembaga dan badan otonom (Banom), pengurus Lesbumi se Kabupaten Mojokerto. Hadir pula KH Abu Hanifah Syafi'i, KH Muhsin Samian, dan Ki Anom Tuhfatun Nafik (Gus Nafi'), dan tamu undangan lainnya.

 

Acara dibuka oleh Kepala Desa Pakis. Disebutkan, mushala yang kelak akan dijadikan pusat kegiatan tradisi budaya Islami oleh Lesbumi diresmikan oleh Sekretaris PCNU Kabupaten Mojokerto, Gus Taufik.

 

Sekretaris Lesmbumi Kabupaten Mojokerto Mochammad Shofiyuddin menceritakan, Lesbumi adalah karena munculnya kegelisahan masyarakat seni budaya Indonesia akibat menegangnya persaingan kubu Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) dan Manifesto Kebudayaan (Manikebu).

 

"Lesbumi lahir berada di antara keduanya dan tidak berpihak ke kubu manapun," kata Shofiyuddin kepada NU Online Jatim, Senin (29/03/2021).

 

Shofi, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan salah satu khidmat Lesmbumi untuk menjaga tradisi dan budaya sebagai pondasi dasar amaliyah Islam Ahlusunnah Wal Jama'ah (Aswaja) An-Nahdliyah di tengah gempuran neo-liberalisme global.

 

"Itu merupakan merupakan ancaman dan tantangan yang dapat melunturkan tradisi-tradisi budaya sebagai identitas lokal masyarakat Indonesia," kata alumni Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama (IPNU) Kabupaten Mojokerto itu.

 

Dengan melestarikan tradisi dan budaya yang ada di masyarakat, harapannya Lesbumi menjadi lembaga Nahdlatul Ulama yang lebih menyentuh masyarakat secara umum, membumi, dan mampu menjadi wadah yang mengajarkan dakwah Islam Aswaja An-Nahdliyah yang bisa diterima oleh masyarakat secara umum.

 

"Kami berharap dengan adanya kegiatan Lesbumi agar diserap dan dilestarikan di lingkungan masing-masing," pungkas Pengurus Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur itu.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru