• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Madura

Bupati Bangkalan Seriusi Pengembangan Potensi Ekonomi Pesantren

Bupati Bangkalan Seriusi Pengembangan Potensi Ekonomi Pesantren
Bupati Bangkalan saat membuka toko Syaichona. (Foto: NOJ/PNa)
Bupati Bangkalan saat membuka toko Syaichona. (Foto: NOJ/PNa)

Bangkalan, NU Online Jatim

Setiap sektor yang digeluti masyarakat tentu saja menyimpan potensi ekonomi. Termasuk di dunia pesantren, banyak hal yang dapat dilakukan demi mengembangkan potensi ekonomi yang ada.

 

Karenanya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan kini berupaya mengembangkan potensi ekonomi di berbagai lembaga pondok pesantren. Yang dilakukan adalah melalui program One Pesantren One Product atau OPOP.

 

“Program OPOP ini merupakan salah satu upaya kami dalam memajukan sektor ekonomi pesantren, mengingat pesantren memiliki potensi luar biasa apabila dikaji dari sisi jumlah penduduk di kabupaten ini,” kata Bupati Bangkalan, Abdul Latif Amin Imron kepada wartawan di Bangkalan, Jumat (05/03/2021).

 

Ia menjelaskan, di Kabupaten Bangkalan terdapat 208 lembaga pondok pesantren. Hal tersebut ditopang 1.167 madrasah diniyah yang tersebar di 18 kecamatan di wilayah itu dengan jumlah santri dan alumni sekitar 80 persen dari total jumlah penduduk Bangkalan.

 

Dalam pandangan Ra Latif, selama ini belum ada upaya pembinaan secara intensif kepada kalangan pesantren di bidang ekonomi. Padahal dari segi potensi lembaga tersebut sangat potensial untuk dikembangkan.

 

Oleh karenanya, sambung bupati, Pemkab Bangkalan meluncurkan program OPOP untuk memberdayakan potensi ekonomi yang ada. Hal tersebut dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada para santri agar menekuni dunia usaha. Minimal, satu pesantren harus memiliki satu produk unggulan.

 

“Jika target minimal ‘one pesantren one product’ ini terpenuhi, maka akan ada 208 produk lokal khas pesantren di Bangkalan ini, dan menurut hemat kami, ini potensi yang luar biasa. Apalagi bisa lebih dari satu produk,” tegasnya.

 

Ra Latif lebih lanjut menjelaskan, pihaknya mengapresiasi adanya pondok pesantren di Bangkalan yang bisa membuat pasar swalayan yang dikelola oleh koperasi pesantren. Salah satunya seperti Pasar Swalayanan Syaichona Cholil Bangkalan.

 

Sebab, keberadaan pasar swalayanan itu bisa menampung hasil produk lokal masyarakat Bangkalan. Apalagi memang ditetapkan sebagai sarana pemasaran hasil produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat dan pondok pesantren lain yang ada di Bangkalan.

 

Bupati lebih lanjut menjelaskan, program OPOP ini merupakan program pendukung. Sebelumnya, Pemkab Bangkalan juga telah meluncurkan program Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM). Hal tersebut sebagai salah satu bentuk program percepatan pembangunan di bidang pertanian di kawasan setempat.

 

Program hasil kerja sama dengan Kementerian Pertanian itu telah menyasar 230 santri dari 23 pesantren yang ada di Bangkalan. Tujuannya untuk mengajarkan keterampilan di bidang pertanian kepada para santri.

 

Program ini didasarkan kepada kondisi geografis di Kabupaten Bangkalan dengan potensi sektor pertanian yang mencapai 70 persen.

 

“Apalagi ini nanti dipadukan antara sektor pertanian dengan usaha kreatif pada program OPOP ini, maka kami yakin, hasilnya akan luar biasa,” harapnya.

 

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statis (BPS) Bangkalan, total jumlah penduduk di kabupaten paling barat Pulau Madura ini sebanyak 1.060.377 orang, dan sekitar 107 ribu warganya bergerak di bidang usaha nonpertanian yang dikelompokkan dalam 15 kategori lapangan usaha. Jumlah tersebut terdiri dari 99,57 persen usaha/perusahaan berskala mikro kecil (UMK) dan 0,43 persen usaha/perusahaan berskala menengah besar (UMB).

 


Editor:

Madura Terbaru