• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Jujugan

Campor Lorjuk, Kuliner khas Pamekasan Enak Disantap Habis Tarawih

Campor Lorjuk, Kuliner khas Pamekasan Enak Disantap Habis Tarawih
Campor Lorjuk khas Pamekasan. (Foto: NOJ/BT)
Campor Lorjuk khas Pamekasan. (Foto: NOJ/BT)

Pamekasan, NU Online Jatim

Berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, rasanya kurang lengkap jika tidak mencoba kuliner khas berkuah yang memiliki cita rasa melegenda, yakni Campor Lorjuk. Di kabupaten berjargon Gerbang Salam itu, Campor Lorjuk amat digemari dan biasa disuguhkan saat buka puasa Ramadlan atau selepas Tarawih.

 

Lorjuk merupakan kerang laut bercangkang yang panjang tubuhnya sekitar 3 cm. Di Madura, Lorjuk sering diolah untuk dijadikan pepes dan air hasil rebusannya dapat diolah menjadi petis. Lorjuk hanya bisa dicari di balik batu dan pasir dasar laut yang surut yang hanya berlangsung dua hingga tiga jam.

 

Selain lorjuk, bahan utama Campor Lorjuk ialah lontong iris, mie soun yang sudah dimasak, kacang yang dimasak dengan bumbu manis, kecambah goreh, remahan rempeyek, kemudian disiram dengan kuah campor berwarna merah dengan taburan lorjuk.

 

Kuah campor juga berbahan dasar lorjuk yang dijadikan petis sehingga terciptalah warna merah dan menjadi suguhan kuliner yang menggugah lidah dan kenikmatan bagi para penikmatnya.

 

Misbahul Amin, salah satu penikmat campur merasakan campur kerang bambu ini berbeda dengan kuliner campur yang lain. Letak perbedaanya terdapat pada lorjuk itu sendiri. "Apalagi kuahnya yang merah, seperti warna cabai yang sangat pedas membuat saya ketagihan," katanya kepada NU Online Jatim, Kamis (29/04/2021).

 

Di Pamekasan, satu porsi Campor Lorjuk dijual pedagang antara Rp7 ribu sampai Rp10 ribu. Salah satu penjual, Aini, mengungkapakan bahwa Campur Lorjuk tidak lagi membutuhkan campuran penyedap buatan karena rasa gurih kuahnya yang berasal dari rebusan kerang bambu sudah sangat gurih.

 

"Kami hanya memasang penyedap alami sebagai penambah cita rasa, lalu dicampur bersama dengan racikan bumbu lengkap secukupnya, yang terdiri dari bawang merah, cabai merah, merica, bawang putih, pala, jahe dan juga garam," tandas Aini.

 

Editor: Nur Faishal


Jujugan Terbaru