• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Pantura

Cara Ketua Muslimat NU di Tuban Jaga Tradisi Batik Jedong

Cara Ketua Muslimat NU di Tuban Jaga Tradisi Batik Jedong
Hj Khoiriyah dengan sejumlah kreasi batik Jedong khas Widang, Tuban. (Foto: NOJ/Istimewa)
Hj Khoiriyah dengan sejumlah kreasi batik Jedong khas Widang, Tuban. (Foto: NOJ/Istimewa)

Tuban, NU Online Jatim

Memiliki keterampilan dalam memproduksi batik daerah adalah prestasi yang layak dibanggakan. Yang juga penting adalah memasarkannya. Ikhtiar ini yang tengah dilakukan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Darul Ulum (PKBM DU) Madungan, Widang, Tuban.

 

Tidak semata kepentingan ekonomi yang ingin direngkuh, lebih dari itu yakni memberdayakan warga setempat. Karena para perajin batik adalah perempuan yang ada di wilayah setempat. Sehingga misi ekonomi dan pemberdayaan bisa diraih sekaligus.

 

Ketua PKBM DU, Hj Khoiriyah kepada media ini menjelaskan bahwa keberadaan lembaganya merupakan kumpulan para aktivis Muslimat NU dan ibu muda di lingkungan Kecamatan Widang, Tuban. Mereka memiliki banyak keterampilan.

 

"Tidak hanya batik, juga kemampuan anggota dalam membuat souvenir, makanan serta minuman yang selama ini didapat dari berbagai pelatihan," katanya.

 

Alumnus Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini mengemukakan, bahwa hingga kini sejumlah terobosan dilakukan.

 

"Karena tenaga terampil untuk produksi ini memadai dan keberadaan batik Tuban agar semakin dikenal khalayak," kata perempuan yang diamanahi sebagai Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Widang, Tuban ini.

 

Dirinya sangat bangga karena pada Jumat (2/10/2020) diperingati sebagai hari batik nasional. Itu menjadi pelecut agar para pegiat batik untuk berkreasi. Sekaligus berharap anak muda memiliki kegandrungan dengan keterampilan membatik.

 

Karena itu dirinya mengajak anak muda untuk belajar membatik di tempatnya. Tinggal datang saja, karena aneka kebutuhan telah tersedia.

 

"Seluruh kebutuhan untuk membatik, baik alat dan media penunjang lainnya tersedia," ungkap istri dari Midchol Huda ini. Dengan demikian pengunjung dapat mengenal sejumlah alat untuk keperluan membatik.

 

Hingga kini, PKBM DU juga memiliki tenaga terampil dalam berbagai keahlian. Seperti tata boga, souvenir dan sejenisnya yang didapat dari sejumlah kursus yang diselenggarakan lembaga setempat.

 

Karena itu dirinya mendorong warga yang memiliki keterampilan tersebut mengikuti pameran sebagai media promosi dan upaya menggali potensi pemasaran bagi produk yang dihasilkan.

 

“Tidak menutup kemungkinan jaringan distribusi justru akan terjalin pada pameran dan sejenisnya,” ungkap alumnus pascasarjana Universitas Islam Lamongan tersebut.

 

Promosi juga sudah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memanfaatkan jaringan pengurus NU. Namun, imbuhnya, dengan mengikuti pameran, diharapkan akan semakin banyak potensi distribusi yang dapat dimanfaatkan untuk perluasan usaha.

 

Tidak berhenti dari pameran tingkat lokal ikhtiar yang akan dilakukan PKBM DU. Bahkan bila ada kesempatan pameran dalam level yang lebih luas, akan diikuti.

 

“Di samping untuk keberlangsungan usaha, juga demi kian mengenalkan potensi bangsa, tentunya dengan produk khas daerah," pungkasnya.


Editor:

Pantura Terbaru