• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Tapal Kuda

MUSKERWIL NU JATIM 2019

Cara Membedakan Kabar Hoaks Ala Ustadz Faris Khoirul Anam

Cara Membedakan Kabar Hoaks Ala Ustadz Faris Khoirul Anam
Ustadz Faris Khairul Anam (kanan) pada Silatda kader penggerak media NU. (Foto: NU Online Jatim)
Ustadz Faris Khairul Anam (kanan) pada Silatda kader penggerak media NU. (Foto: NU Online Jatim)

Probolinggo, NU Online Jatim
Silaturahim Daerah (Silatda) kader penggerak media NU menjadi kegiatan yang dinantikan oleh para penggerak media di acara Muskerwil 1 Jawa Timur. Terutama penggerak media pesantren, majalah, dan sosial media atau sosmed.

 

Ustadz Faris Khoirul Anam  penulis buku 'Fikih Media Sosial' memberikan tips bermedia ala pesantren yang memiliki ciri khas selalu menjaga status cerdas dan selalu melakukan cek dan ricek. 

 

"Yang dapat kita lakukan ketika dapat berita ialah mengecek berita itu benar apa tidak, yang kedua apakah berita itu  bermanfaat apa tidak, kalau kedua hal tersebut sudah ada maka kita diperkenankan untuk membagikan berita itu kepada orang lain," katanya, Jumat (29/11) sebagaimana dilansir alfikr.co.

 

Selain itu dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini menyebutkan pesantren menjadi benteng pertama dalam menyikapi problem  media di Indonesia di tengah kebebasan informasi tanpa filter. 

 

"Kalangan santri yang harus bisa memfilter berita berita yang mengandung hoaks ataupun sisi negatif yang mengancam keutuhan NKRI," jelas Wakil Ketua Pengurus Wilayah Aswaja NU Center Jatim ini.

 

Oleh karena itu, Ustadz Faris juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia dan bersosial adalah menimalisir hoaks. 

 

"Tips melihat dan memilih berita pertama lihatlah judulnya, kedua  kontennya, yang berikutnya alinia terakhir. Biasanya tulisan yang banyak kutipannya berarti berita tersebut sudah cover both side, kalau gak ada kutipan patut dicurigai tidak benar," tegasnya.
Selain itu, Ustadz Faris juga menambahkan sikap kita sebagai nahdliyin untuk penguatan ke dalam tubuh NU dan pesantren. 

 

"Kita harus memperkuat ke dalam, kalau kita kedalam maka kita membaca kitab, kita banyak mendapat ilmu. Sedangkan jika penguatan keluar, berdebat di sosmed, IG, Facebook, WhatshApp semakin kita mengeluarkan ilmu maka akan semakin panas, biasanya begitu," pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Tapal Kuda Terbaru