• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Matraman

Cara Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin Nganjuk Dorong Santri Jadi Pengusaha

Cara Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin Nganjuk Dorong Santri Jadi Pengusaha
Santri Pondok Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin saat menyiram tanaman di kebun. (Foto: NOJ/ Hafidz).
Santri Pondok Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin saat menyiram tanaman di kebun. (Foto: NOJ/ Hafidz).

Nganjuk, NU Online Jatim

Padatnya kegiatan tak menyurutkan santri Pondok Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin untuk berwirausaha. Melihat tingginya semangat santri, pesantren semakin mendorong usaha anak didik mereka.

 

“Cukup banyak usaha santri yang dikembangkan di pesantren. Di antaranya desain grafis, multimedia, dan administrasi perkantoran. Kemudian ada juga agrobisnis holtikultura, serta teknis pengelasan dan galvalume mebel,” ujar pengasuh Pesantren Rahmatan lil ‘Alamin Gus Ridlwan Baidowi kepada NU Online Jatim, Selasa (14/09/2021).

 

Ketua Pengurus Cabang (PC) Rabithah M’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Nganjuk ini mengatakan, pihaknya terus menggenjot karya santri melalui beberapa soft skill. Hal itu dilakukan dalam rangka menumbuhkan semangat wirausaha para santri.

 

“Kami ini mempunyai motto karya santri untuk negeri, maka dari itu kami benar-benar memberi yang terbaik,” ungkapnya.

 

Disampaikan Gus Ridlwan, saat ini salah satu produk pesantrennya telah merambahkan ke pasar mancanegara, salah satunya dikirim ke India.

 

“Sudah sempat ke sini mengecek langsung dan memesan sampai 2 truk. Ini untuk karya mebelnya,” terangnya.

 

Pesantren yang terletak di Desa Bukur, Kecamatan Patianrowo ini mulai merintis usaha santri sejak tahun 2016 melalui Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP). Hal itulah yang membuat pesantren lebih mandiri dengan produk-produk santri yang dihasilkannya.

 

“Alhamdulillah sampai sekarang pesantren mampu membiayai 600 santri gratis. Karena motivasi kami adalah bergerak, dibalik bergerak ada berkah. Santri harus mandiri, hidup-hidupilah pondok, jangan hidup dari pondok,” tutur alumnus Pesantren Rejoso Peterongan Jombang tersebut.

 

Gus Ridlwan mengaku, beberapa santri saat lulus telah mengantongi penghasilan sendiri, buah dari berwirausaha di pesantren.

 

“Santri bahkan bisa mengantongi sampai puluhan juta, itu karena memang mereka fokus dalam berwirausaha,” ungkapnya.

 

Dari soft skill yang dikembangkan di pesantren, menurut Gus Ridlwan, kurang lebih ada sampai 400 produk buatan mereka.

 

“Jika ada yang berkunjung ke sini, maka pemandangan ini sangat kental. Ada yang berkreasi membuat bambu-bambu Jawa yang diolah menjadi tempat tisu, lampion, atau hasil kreasi lainnya. Ada juga yang membuat rak buku, lampion gantung, dan sebagainya,” ujarnya.

 

 

Meski begitu, Gus Ridlwan menyampaikan bahwa kegiatan wirausaha tidak mengganggu kegiatan ngaji.

 

“Sehingga tidak menganggu kegiatan di pesantren. Sementara berbagai bisnis ini dipahamkan sebagai upaya untuk membangun peradaban pondok. Hal ini membuat santri semakin bersemangat untuk bekerja dengan semangat dakwah,” tandasnya.

 

Penulis: Hafidz Yusuf

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru