• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Malang Raya

Cegah Pelecehan Jalanan, IPPNU Kota Batu Adakan Webinar Gender

Cegah Pelecehan Jalanan, IPPNU Kota Batu Adakan Webinar Gender
Rosidah Erawati dan Leady Kholifatur Rochmah saat memberikan materi pada Webinar Street Harassment: Kesetaraan Gender dan Dampak Bagi Perilaku Sosial. (Foto: NOJ/Zaiyana Nur Ashfiya)
Rosidah Erawati dan Leady Kholifatur Rochmah saat memberikan materi pada Webinar Street Harassment: Kesetaraan Gender dan Dampak Bagi Perilaku Sosial. (Foto: NOJ/Zaiyana Nur Ashfiya)

Batu, NU Online Jatim

Street harassment atau pelecehan di jalan nyatanya masih sering terjadi di sekitar kita. Pelecehan seksual berbasis gender ini tentu sangat meresahkan semua pihak, khususnya kaum perempuan.

 

Menanggapi masalah tersebut, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Batu menggelar Webinar Street Harasment: Kesetaraan Gender dan Dampak Bagi Perilaku Sosial pada hari Ahad (19/09/2021).

 

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada kader IPPNU dan masyarakat secara umum tentang pentingnya pemahaman gender, terutama untuk mengantisipasi terjadinya street harassment.

 

Sebagai pembuka, praktisi parenting Kota Batu, Rosidah Erawati memberikan pemaparan tentang pelecehan seksual yang masih marak dilakukan.

 

"Pelecehan seksual itu bisa dimulai dari hal yang paling sederhana, contohnya cat calling. Nah, cat calling ini termasuk perbuatan keji yang menjadi bentuk pelecehan seksual secara verbal, dan ini tidak banyak disadari oleh pelaku maupun korbannya. Adalagi pelecehan secara psikologis juga fisik, dan ini yang paling banyak ditakuti," jelasnya.

 

Adanya stereotip bahwa perempuan adalah objek pemuas nafsu menjadikan perempuan berada di posisi yang lemah dan selalu menjadi korban. Persepsi ini keliru karena tidak sesuai dengan konsep keadilan gender. Oleh karenanya, penting bagi setiap orang untuk memahami pentingnya konsep keadilan gender dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana yang ditegaskan oleh Era.

 

"Pendidikan seksualitas dan gender penting dilakukan sejak dini, terkadang seseorang itu tidak paham bahwa mereka sedang dilecehkan karena sejak kecil tidak dibekali hal ini," tuturnya.

 

Gender merupakan konsep yang dikonstruksikan di dalam masyarakat, pelabelan terkait bagaimana seorang laki-laki dan perempuan.

 

Keadilan gender sendiri tidak lepas dari perhatian agama Islam sebagai syariat yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW.

 

"Sebenarnya Islam ini kan sangat mendukung keadilan gender. Rasulullah sendiri yang mencontohkan, dalam keseharian beliau," jelas Era.

 

Misalnya, lanjutnya, ketika mengasuh anak, maka dibutuhkan kerja sama antara ayah dan ibu, bukan hanya ibu saja.

 

Era mengungkapkan, pengetahuan tentang keadilan gender ini juga menjadi bentuk antisipasi dan pencegahan terjadinya pelecehan-pelecehan seksual yang mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, memberikan edukasi tentang seksualitas dan gender juga menjadi tanggung jawab bersama.

 

"Memberikan edukasi terkait masalah ini juga bisa menjadi amal kebaikan bagi kita, terutama bagi rekan-rekanita IPNU IPPNU. Mari kita bersama-sama berjuang di sini, " ajaknya sebagai closing statement.

 

Sementara itu, Ketua PC IPPNU Batu periode 2018-2020, Leady Kholifatur Rochmah menuturkan, pemahaman gender yang tidak matang akan membentuk pola dalam masyarakat yang tidak akan terputus.

 

"Ketika keadilan gender tidak diterapkan dalam masyarakat, maka pola-pola yang salah dalam masyarakat itu akan terus berjalan," tuturnya.

 

Pola tersebut seperti pemahaman bahwa laki-laki harus berpendidikan tinggi, sedangkan perempuan tidak perlu tinggi-tinggi karena akan menyebabkan suaminya merasa kalah. Padahal perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam hal semacam ini.

 

"Perempuan dan laki-laki itu saling membutuhkan, karena dalam segi kehidupan tertentu kita butuh maskulinitas, dan di segi yang lain kita butuh feminimitas. Jadi kita butuh keduanya," jelas Leady.

 

Menurutnya, keadilan gender mengingatkan untuk saling menghormati sesama manusia. Perempuan dan laki-laki memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan sosial.

 

 

"Melihat manusia dengan peran-peran sosialnya itu yang harus ditempatkan pada tempatnya, yang jelas harus bisa menghormati satu sama lain," tambahnya.

 

Untuk diketahui, webinar yang diadakan oleh PC IPPNU Kota Batu ini diadakan secara virtual melalui zoom Meeting.

 

Penulis: Zaiyana Nur Ashfiya

Editor: Romza


Editor:

Malang Raya Terbaru