• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Tapal Kuda

Cerita Tukang Sapu yang Akhirnya Jadi Rektor Universitas Islam Jember

Cerita Tukang Sapu yang Akhirnya Jadi Rektor Universitas Islam Jember
Rektor Universitas Islam Jember (UIJ), H Abdul Hadi. (Foto: NOJ/FJr)
Rektor Universitas Islam Jember (UIJ), H Abdul Hadi. (Foto: NOJ/FJr)

Jember, NU Online Jatim

Perjalanan hidup manusia sarat dengan misteri. Ada yang saat muda menjadi tukang sapu, ternyata atas izin Allah SWT akhirnya terpilih sebagai rektor. Pengalaman tersebut disampaikan Rektor Universitas Islam Jember (UIJ), H Abdul Hadi.

Dirinya menyampaikan bahwa untuk mendidik anak sehingga menjadi ‘orang’ butuh usaha sungguh-sungguh. Baik dari orang tua maupun anak itu sendiri. Sebab, dalam hidup ini tidak ada yang gratis. Untuk mencapai sukses diperlukan ongkos cukup mahal. 

 

Menurutnya, selain upaya lahir, juga tak kalah pentingnya adalah usaha batin berupa doa dari para orang tua. Doa, katanya, mempunyai kekuatan dahsyat untuk menjebol tembok kesulitan yang mungkin dihadapi sang anak. 

 

“Jadi saya berharap bapak-bapak dan ibu-ibu, jangan pernah lalai untuk mendoakan anaknya agar selalu diberi kemudahan dalam belajar, dan sukses,” katanya dalam acara ‘Temu Wali  Mahasiswa Penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah Tahun 2021 di Lingkungan UIJ di aula rektorat, Selasa (02/11).

 

Hadi lalu bercerita tentang apa yang dirinya capai saat ini sebagai orang nomor satu di UIJ. Katanya, untuk meraih cita-cita bukan perkara mudah. Hadi mengakui, sebelum akhirnya menjadi rektor, dirinya pernah menjadi tukang sapu di kampus UIJ. Menjadi tukang sapu terpaksa ia jalani karena ingin mengurangi beban orang tua dalam membiaya dirinya selama kuliah. 

 

“Terus terang orang tua saya tidak mampu, tapi saya tak pernah berkecil hati untuk terus mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Sebab tidak ada yang tidak mungkin jika kita bersungguh-sungguh dalam berusaha dan berdoa kepada Allah,” urainya.

 

Hadi menambahkan dirinya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi rektor. Baginya, soal pekerjaan adalah soal lain, yang penting adalah belajar sebaik mungkin. Namun ia meyakini jika belajar dengan sungguh-sungguh sudah dilakukan, dan doa orang tua juga terus mengalir, maka semuanya akan berujung menyenangkan.

 

“Saya bisa seperti ini, juga berkat doa orang tua. Doa adalah rahasia kesuksesan anak, selain belajar dan belajar,” pungkasnya.

 

Temu wali mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar adalah yang kelima kalinya digelar oleh UIJ, dengan peserta yang berbeda. Tujuannya agar para wali mahasiswa bisa berperan optimal dalam mengontrol penggunaan beasiswa Katu Indonesia Pintar agar bermafaat dan berdaya guna secara maksimal.

 

Penulis: Aryudi A Razaq
 


Editor:

Tapal Kuda Terbaru