• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Curhat Nenek Beta, Pasrah Dua Kali Batal Naik Haji karena Covid-19

Curhat Nenek Beta, Pasrah Dua Kali Batal Naik Haji karena Covid-19
Beta Wiludjeng (60 tahun), CJH asal Surabaya yang batal kedua kalinya berangkat haji karena pandemi Covid-19. (Foto: NOJ/NF)
Beta Wiludjeng (60 tahun), CJH asal Surabaya yang batal kedua kalinya berangkat haji karena pandemi Covid-19. (Foto: NOJ/NF)

Surabaya, NU Online Jatim

Beta Wiludjeng hanya bisa pasrah ketika Pemerintah RI menunda untuk kedua kalinya pemberangkataan calon jamaah haji Indonesia tahun 2021 karena pandemi Covid-19. Perempuan 60 tahun warga Pulosari, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya, itu berharap masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

 

"Saya hanya bisa pasrah dengan keputusan dari pemerintah. Ssaya sudah dua kali ini gagal menunaikan ibadah ke Tanah Suci Mekkah," kata Beta Wiludjeng ditemui wartawan di rumahnya pada Jumat (04/06/2021).

 

Beta adalah salah satu calon jamah haji yang dijadwalkan berangkat tahun lalu. Karena tunda dampak dari pandemi Covid-19, keberangkatannya ditunda tahun ini, namun ditunda lagi. Sebetulnya, Beta sudah melengkapi seluruh persyaratan untuk berangkat ke Tanah Suci, di antaranya vaksin meningitis dan Covid-19.

 

"Saya hanya bisa berharap, di usia saya yang sudah 60 tahun masih bisa berangkat ke tanah suci mekkah untuk melaksanakan ibadah. Dan semoga pandemi Covid-19 bisa segera berakhir," ujar Beta.

 

Diberitakan sebelumnya, pemerintah sudah mengambil keputusan setelah berdiskusi dan berdialog panjang dengan Komisi VIII DPR RI. Serta berbagai persiapan sejak 24 Desember 2020 dan melakukan diplomasi dengan Arab Saudi.

 

“Atas berbagai pertimbangan, Kementerian Agama RI menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) nomor 660 tahun 2021 tentang pembatalan keberangkatan haji pada tahun 2021,” kata Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Agama RI.

 

Pada surat tersebut Kementerian Agama RI menyebutkan jika pembatalan keberangkatan haji berlaku untuk kuota haji regular dan lainnya.

 

“Menetapkan pembatalan keberangkatan haji pada tahun 2021 pada kuota haji regular dan lainnya. Keputusan ini ditetapkan di Jakarta, Kamis (03/06/2021),” terangnya.

 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat yang sudah mendaftar haji agar bersabar atas keputusan pemerintah yang menunda keberangkatan calon jamaah haji tahun 2021. Beberapa alasan penundaan diputuskan, di antaranya karena pandemi Covid-19 dan belum jelasnya keputusan dari Pemerintah Arab Saudi.

 

“Mohon bersabar dan mudah-mudahan Covid-19 segera hilang dan kita akan segera diberikan kesempatan Allah untuk kembali menunaikan ibadah haji,” kata Khofifah kepada wartawan di Surabaya pada Kamis (03/06/2021) malam.

 

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama itu menuturkan, penundaan pelaksanaan ibadah haji merupakan takdir dari Allah. Di sisi lain , haji sesungguhnya adalah kewajiban bagi orang yang mampu. Pada posisi itu maka dengan adanya pandemi Covid-19 ini, kehati-hatian  untuk menjaga keselamatan nyawa, jiwa, dan kesehatan menjadi prioritas.

 

Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jatim M Nurul Huda sebelumnya menjelaskan, sampai saat ini sudah sudah lebih dari 1,5 juta warga Jatim yang mendaftar haji. "Untuk tahun ini saja yang mendaftar sudah 80-an ribu orang," katanya dihubungi NU Online Jatim, Kamis (03/06/2021).

 

Karena banyaknya jumlah pendaftar dan ditundanya kembali pelaksanaan haji tahun ini, maka dipastikan daftar tunggu keberangkatan calon jamaah haji bertambah panjang. "Daftar tahun berangkatnya 31 tahun kemudian," ujar Nurul.

 

Kemenag Jatim sendiri, lanjut dia, tentu saja akan melaksanakan keputusan Kemenag pusat yang menunda pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Sosialisasi akan dilakukan kepada calon jamaah asal Jatim melalui Kantor Kemenag kabupaten/kota.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru