• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Di Jawa Timur Segera Lahir Puluhan Pengarang Kitab

Di Jawa Timur Segera Lahir Puluhan Pengarang Kitab
Salah seorang narasumber pendidikan muallif, KH M Afifuddin Dimyathi bersama Gus Baha. (Foto: NOJ/istimewa)
Salah seorang narasumber pendidikan muallif, KH M Afifuddin Dimyathi bersama Gus Baha. (Foto: NOJ/istimewa)

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur kembali mengadakan pendidikan kader muallif. Kegiatan merupakan kali kedua dan diselenggarakan  sejak Rabu hingga Sabtu (21-24/10/ 2020).

 

Sebanyak 55 peserta pilihan dari 130 pendaftar mengikuti pendidikan secara virtual yang sediannya dilakukan di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong, Probolinggo.

 

“Kegiatan ini bertujuan mencetak para kader untuk menyusun kitab sebagai penguatan literasi yang dapat digunakan sebagai media transfer dan transmisi ilmu pengetahuan khususnya di kalangan pesantren,” kata Najib AR, Ahad (25/10/2020).

 

Menurut Ketua PW LTNNU Jatim tersebut bahwa selama pendidikan, peserta mendapatkan tiga materi utama yakni proses kreatif menyusun kitab kuning yang diampu oleh KH M Afifuddin Dimyathi.

 

“Sedangkan metode dan strategi menyusun uslub kitab kuning disampaikan H Nasaruddin Idris Jauhar, serta praktik penyusunan kitab kuning oleh M Faisol Fatawi,” jelas Gus Najib, sapaan akrabnya.

 

Selain mengajarkan penyusunan kitab kuning, M Faisol Fatawi juga memotivasi para peserta aktif berdakwah melalui media sosial. Hal tersebut untuk menyasar kaum milineal mengisi kekosongan yang belum dilirik Nahdiyin pada umumnya misalnya pengurusan jenazah dalam video pendek.

 

Di akhir presentasinya, dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini berpesan kepada para peserta bahwa wala tamutunna illa waantum katibun yakni janganlah kalian mati sebelum menulis kitab.

 

“Hal ini senada dengan penyelenggara yang mensyaratkan para peserta untuk berkomitmen menyelesaikan karya dalam kurun waktu tiga bulan setelah kegiatan berakhir,” ungkapnya.

 

Panitia memberikan kebebasan kepada para peserta untuk memilih tema dalam menyusun kitab. Tim pendamping sebanyak 10 orang dari berbagai disiplin keilmuan akan membimbing para peserta selama proses penyusunan kitab.

 

Di akhir program, para peserta yang berhasil akan diwisuda dan kitab hasil karyanya akan diterbitkan.

 

”Semua orang punya kapasitas ta’lif sesuai kapasitasnya,” kata Sekretaris PW LTNNU Jatim, Ahmad Karomi.

 

Kontributor: Nur Ashabul Jannah

Editor; Syaifullah


Editor:

Metropolis Terbaru