• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Di Tengah Pandemi, Bupati Ponorogo Bangkitkan Tahlil dan Kesenian

Di Tengah Pandemi, Bupati Ponorogo Bangkitkan Tahlil dan Kesenian
Bupati Ponorogo memberikan sambutan acara Karawitan di Pendopo Agung. (Foto: NOJ/Zen M)
Bupati Ponorogo memberikan sambutan acara Karawitan di Pendopo Agung. (Foto: NOJ/Zen M)

Ponorogo, NU Online Jatim

99 hari program kerja Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo untuk mewujudkan kawasan setempat sebagai Ponorogo Hebat dengan jargon kota santri dan budaya semakin terpotret. Hal itu tampak terlihat semenjak keduanya kompak dan terus mengajak gotong-royong elemen masyarakat, termasuk bangkit dari pandemi.

 

Dan pada Sabtu (20/03/2021) malam digelar tahlilan dan pagelaran musik karawitan meskipun dengan protokol kesehatan ketat. Hal tersebut dilakukan Bupati melakukan demi kebangkitan dalam menghadapi kondisi pandemi yang menekuk rakyat.

Kegiatan dipusatkan di teras belakang Pringgitan, rumah dinas bupati. Mas Bupati, sapaan akrab Bupati Ponorogo, nampak khusyuk mengikuti tahlilan bersama para kiai dan peserta, kemudian diakhiri doa bersama.

Kemudian tidak berselang lama, karawitan pun digelar di Pendopo Agung, dan juga dengan peserta yang yang sangat terbatas. Kedua acara tersebut masing-masing tidak lebih dari 30 orang.

Pihak protokoler Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo pun juga menyediakan handsanitizer dan selalu mengingatkan para peserta agar tertib protokol kesehatan (Prokes). Dua kegiatan potret santri dan budaya pun berjalan lancar.

Pada kesempatan itu Mas Bupati yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Jawa Timur itu membawakan lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang. Dia ditemani dengan Bowo (vokal sebagai pembuka sebelum suatu gendhing atau irama musik dimainkan). Tak heran suaranya nan elok bagai penyanyi Jawa profesional menghipnotis peserta, bahkan para seniman karawitan juga turut hanyut dalam alunan Bowo Mas Bupati.

 

Setelah lagu tersebut rupanya Mas Bupati, memedleynya dengan tembang Wuyung lalu menyanyikan lagu legendaris Jawa Bengawan Solo, lengkap dengan Bowo lagu.

“Nafas budaya dan santri memang harus diterjemahkan dalam implementasi. Jika santri berbudaya itu
hanya slogan maka akan jauh, panggang dari api,” kata Mas Bupati.

Dijelaskannya bahwa apa yang dilakukan sebagai langkah awal walaupun di musim pandemi.  Dan hal tersebut tetap dilakukan dengan Prokes ketat, tapi tidak meninggalkan makna menuju kota santri yang berbudaya.

 

“Sehingga dimulailah dari sekarang," katanya.

Mas Bupati mengungkap untuk para pengrawit, seniman, seniwati, waranggono, tukang gendang sudah sangat rindu ingin berkreasi dan berkesenian kembali. Namun, karena masih pandemi Covid-19, maka pihak Pemkab Ponorogo mencari jalan tengah.

"Ya sudah, ayo berkesenian secara pelan-pelan. Tapi dengan Prokes yang baik," tegas Penasihat Pengurus Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur tersebut.

Dijelaskannya bahwa dengan bahagia dan senang, maka imun akan meningkat, serta Covid-19 akan pergi. Nantinya setiap malam Minggu akan diadakan hal serupa.

"Ini mulai di desakan sudah mulai kami perbolehkan. Tapi tetap mengurangi jumlah kerumunan dan kemudian Prokes harus ketat agar kesenian lebih aman," paparnya.

Dengan hal tersebut Mas Bupati berharap dengan kebijakan itu, rakyat yang sudah terpuruk lama dari mulai ekonomi, kegiatan masyarakat dan pendidikan secara tatap muka, bisa dimulai dengan pelan-pelan bangkit dari pandemi.

"Kepemimpinan kami kan pendek tidak sampai 5 tahun, maka harus bersama rakyat penuh dengan kualitas. Dan kami berjuang bersama untuk mewariskan budaya yang baik kepada anak cucu
kelak," pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Matraman Terbaru