• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Diesnatalis Ke-22, Unim Mojokerto Gelar Pelatihan Menulis

Diesnatalis Ke-22, Unim Mojokerto Gelar Pelatihan Menulis
Pelaksanaan pelatihan menulis oleh Fakultas Agama Islam Univeristas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto peringati diesnatalis ke-22. (Foto: NOJ/ Fajar)
Pelaksanaan pelatihan menulis oleh Fakultas Agama Islam Univeristas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto peringati diesnatalis ke-22. (Foto: NOJ/ Fajar)

Mojokerto, NU Online Jatim

Dalam memperingati diesnatalis ke-22, Fakultas Agama Islam Univeristas Islam Majapahit (Unim) Mojokerto mengadakan diklat kepenulisan, Selasa (28/09/2021). Diklat kepenulisan ini bertajuk ‘Menulis Artikel Ilmiah di Media Online’.

 

Dekan Fakultas Agama Islam Unim, Syaikhu Rozi mengatakan diklat bertujuan agar mahasiswa memiliki semangat menulis ilmiah di media online. “Maka dari itu, kami mengundang NU Online Jatim salah satu media keislaman NU, serta penulis novel,” kata Syaihu Rozi saat ditemui setelah acara.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), Ali Rohmad. Bahwa mahasiswa dituntut untuk menulis, baik itu tugas kuliah ataupun jurnal. Serta menulis artikel di media online, yang menjadi salah satu penguat di akreditasi kampus.

 

“Kami berharap dengan diklat ini bisa menjadikan mahasiswa menulis artikel ataupun reportase yang kemudian di bisa dimuat di semua media online,” kata Ali Rohmad.

 

Ali Rohmad menambahkan, jika kegiatan ini diikuti semua mahasiswa PAI mulai semester 3 sampai semester 7. “Semester 3 luring di kampus, sedangkan semester 5 dan 7 mengikuti secara virtual. Hal ini karena minat mahasiswa begitu besar namun karena kondisi masih pandemi diklat diadakan secara hybrid,” lanjutnya.

 

Fatatik Maulidiyah salah satu narasumber mengatakan, bahwa menulis itu untuk keabadian. Terlebih di era keterbukaan saat ini, media online sudah banyak menjamur.

 

“Banyaknyya media tersebut membuat kita bebas memilih ke media mana tujuan kita. Namun, setiap media memiliki karakter yang berbeda. Jadi, kita harus memahami karakter media itu terlebih dahulu,” kata Fatatik.

 

Sementara Moch Rofi’i Boenawi dari NU Online Jatim, menjelaskan perkembangan dunia online yang begitu pesat. Disebutkan bahwa dunia online pertama kali muncul pada 1998 dengan ditandai munculnya google. Setelah itu muncul media sosial seperti facebook, youtube, instagram, twitter, dan yang terbaru adalah tiktok.

 

Munculnya itu semua, menurut Rofi’i, hendaknya menjadi pelecut semangat agar terus menulis produktif. Meski pada dasarnya minat baca dan menulis masyarakat Indonesia masih lemah dibanding negara lain.

 

 

“Memang, minat baca dan menulis masyarakat Indonesia saat ini mengalami penurunan. Apalagi dengan maraknya konten-konten visual, yakni foto dan video. Namun, jika bukan mahasiswa yang melestarikan semangat baca dan menulis itu, maka siapa lagi,” pungkasnya.

 

Penulis: Fajar


Metropolis Terbaru