• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 28 Maret 2024

Keislaman

Doa Panjang Umur yang Dianjurkan Dibaca di Bulan Rajab

Doa Panjang Umur yang Dianjurkan Dibaca di Bulan Rajab
Diharapkan dengan membaca doa ini diberikan panjang usia. (Foto: NOJ/IZe)
Diharapkan dengan membaca doa ini diberikan panjang usia. (Foto: NOJ/IZe)

Alhamdulillah kita diberikan panjang usia dan bisa sampai di bulan mulia, yakni Rajab. Ketika masuk bulan ini, umat Islam dianjurkan memohon keberkahan hidup kepada Allah SWT.

 

Karena itu dianjurkan memohon doa panjang umur selama bulan Rajab agar dapat mengalami bulan mulia Sya‘ban dan Ramadlan. Adapun lafal doa yang lazim dibaca adalah sebagai berikut:

 

 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

 

Allâhumma bârik lanâ fî Rajaba wa Sya‘bâna wa ballighnâ Ramadhânâ

 

Artinya: Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadlan.

  

Doa panjang umur itu juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana riwayat hadits berikut:

 

 كان إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان

 

Artinya: Jika masuk bulan Rajab, Rasulullah berdoa: Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya‘ban. Sampaikan kami ke bulan Ramadlan.

  

Syekh Ibnu Rajab menyimpulkan bahwa riwayat ini menganjurkan umat Islam untuk memohon panjang umur dengan niat untuk menambah kebaikan dan beramal saleh di masa mendatang.

 

Pandangan Ibnu Rajab ini dikutip oleh Syekh Abdur Rauf Al-Munawi ketika mensyarahkan kumpulan hadits Jami‘us Shaghir berikut ini:

 

 قال ابن رجب: فيه أن دليل ندب الدعاء بالبقاء إلى الأزمان الفاضلة لإدراك الأعمال الصالحة فيها فإن المؤمن لا يزيده عمره إلا خيرا

 

Artinya: Syekh Ibnu Rajab mengatakan, pada hadits ini terdapat dalil anjuran doa panjang umur hingga waktu-waktu utama (Ramadhan) agar dapat melakukan amal saleh di waktu-waktu tersebut. Pasalnya, tidak bertambah usia orang beriman melainkan bertambah kebaikannya. (Lihat Abdur Rauf Al-Munawi, Faidhul Qadir bi Syarhi Jami‘is Shaghir, [Beirut, Darul Makrifah, 1972 M/1391 H], cetakan kedua, juz V, halaman: 131).

 

Dari keterangan ini kita dapat menyimpulkan bahwa niat dan itikad baik patut menjadi perhatian bagi kita dalam memohon panjang umur, yaitu niat beramal saleh dan memperbaiki diri untuk mengisi umur yang tersisa. Wallahu a‘lam.


Editor:

Keislaman Terbaru