Mojokerto, NU Online Jatim
Memasuki bulan pertama di tahun 2021, musim penghujan masih menyelimuti hampir seluruh daerah di Jawa Timur. Tingginya intensitas hujan menyebabkan debit-debit air di sungai meningkat. Banyaknya sampah yang menggenang di sungai turut memperkeruh masalah karena dapat menyumbat air yang kemudian mengakibatkan luapan air sampai ke rumah warga.
Hal tersebut yang dirasakan warga di Desa Ngingasrembyong, Desa Tempuran, dan Desa Blimbing yang terletak di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Menurut H Masduki, luapan air tersebut diakibatkan karena banyaknya sampah yang tersumbat di trash rack Ngingasrembyong.
“Pembangunan trash rack memang digunakan untuk menyaring sampah agar tidak masuk ke dam siphon Watudakon. Namun ternyata sampah yang didominasi dari enceng gondok dan pohon ini malah menyumbat trash rack, sehingga aliran airnya tidak lancar dan meluap ke pemukiman warga,” katanya, Rabu (06/01/2021).
Dalam merespons hal tersebut, Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur ini merekomendasikan sejumlah solusi untuk menangani luapan air di Ngingasrembyong.
“Kami mengusulkan tiga hal, pertama adanya normalisasi aliran sungai. Kedua, pembangunan plengsengan. Karena di daerah tersebut belum ada plengsengan sama sekali. Ketiga, adanya alat berat untuk mempermudah pembersihan sampah yang menyangkut,” ujarnya.
Selain itu, Masduki berharap ada sinergitas antara masyarakat dan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kami berharap masyarakat ikut menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di sungai apalagi sampah enceng gondok. Pemerintah juga kami harapkan dapat merealisasikan ketiga usulan tersebut,“ pungkasnya.
Editor: Syaifullah
