• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Film Pendek Karya Pondok di Ponorogo Dinobatkan Pemenang

Film Pendek Karya Pondok di Ponorogo Dinobatkan Pemenang
Cover Film Handarbeni. (Foto: Istimewa).
Cover Film Handarbeni. (Foto: Istimewa).

Ponorogo, NU Online Jatim

Pondok Pesantren Darul Huda atau akrab dikenal dengan Pondok Mayak, karena berada di Desa Mayak, Kecamatan Tonatan, Kabupaten Ponorogo turut berpartisipasi dalam festival film pendek yang diselenggrakan Media Pondok Jawa Timur (Jatim). Festival film pendek ini dibuka sejak tanggal 4 - 15 November 2020 dengan tema "Santri Sehat, Indonesi Kuat".

 

Adapun karya film dari Ponpes Darul Huda disutradarai Alfa Rizki.  Film yang diberi judul Handarbeni karya Ponpes Darul Huda ini menceritakan kondisi para santri yang harus memendam rasa rindunya bertemu orang tua. Sebab, masih dalam Pandemi Covid-19.

 

Judul Handarbeni diambil dari bahasa Jawa yang berarti rasa saling memiliki sekaligus saling menjaga. Ini karena film ini juga menggambarkan kondisi santri di pondok yang saling menjaga antara satu dengan lainnya supaya tidak tertular Covid-19. Sebab, para santri sudah memiliki rasa saling memiliki.

 

"Perencanaan kami mulai dari planning yang kami siapkan. Yakni dengan membuat skrip kasar terlebih dahulu atau penggambaran secara sederhana dengan mengobservasi beberapa tempat dan kejadian yang ada. Yakni pada saat orang tua santri menitipkan barang atau wali santri sekedar melambaikan tangannya dari balik jeruji besi (gerbang) untuk meredam rindu jumpa dengan anaknya,” kata Jamil Ar-Rozy, Produser film Handarbeni, Ahad (06/12/2020).

 

Ia melanjutkan, pemilihan tokoh menempati urutan langkah selanjutnya. Dimana tim produksi langsung melakukan penjaringan tokoh utama dan pendukung. Poin yang diperhatikan yakni kekuatan tokoh dalam menyampaikan pesan dalam skrip yang dibuat oleh penulis.

 

Selanjutnya srip impact dalam film diperhalus dengan bentuk yang lebih jelas baik kondisi maupun tempat yang akan digunakan untuk shooting. “Pastinya di situ kami memperhatikan betul specific, measurable, achievable, realistc, dan time karena kelima bentuk ini adalah penentu dari rencana yang akan dijalankan agar nantinya dapat mengevaluasi ketepatan beradegan dalam pengambilan gambar. Setelah itu pengambilan gambar dan shooting  kami lakukan selama beberapa hari,” jelas Jamil.

 

Tahap selanjutnya yakni proses editing video selama empat hari dengan memperhatikan penyelarasan antara kamera angle dan shoot, sinematografi dan visualisasi skenarionya. “Diakhir tahap finishing yakni penyempurnaan karya yang sudah selesai secara umum. Disini tim mengevaluasi skenario, sinopsis, premis dan tak lupa DOP-nya. Hal ini dilakukan agar keselarasan antara adegan penokohan dalam film dan pemaknaan bait scrip fokus pada tema yang telah ditentukan," ungkapnya.

 

Setelah film selesai dibuat, tim kemudian melakukan pendaftaran untuk dinilai dan diunggah di akun youtube Pondok Jatim. Tak disangka, beberapa jam setelah diuploud jumlah like dan viewer  terus meningkat hingga ribuan. Hingga akhir penilaian posisi film Handarbeni tetap mendominasi dan menjadi pemenang film terfavorit.

 

Ini diluar ekspektasi karena tidak disangka komentar dari netizen atau animo masyarakat mengapresiasi film pendek tersebut.

 

 

Makna pesan yang disampaikan dalam film tersebut tertulis apik dalam bait "sekarang aku mengerti, sebenarnya bisa kupetik rembulan untukku sendiri. Tapi sepertinya lebih indah jika kita melihatnya bersama-sama". Bait tersebut menjelaskan bahwa tidak semua apa yang kita inginkan itu akan terwujud. Apalagi saat ini masih dalam Pandemi Covid-19.

 

"Kami merasa senang telah ikut berpartispasi dalam festival film Media Pondok Jawa Timur. Karena disini kami bisa berproses dalam sebuah mahakarya dan wujud eksistensi (syiar) pondok pesantren dalam bentuk karya film. Selain itu kami merasakan pembuatan film ini menjadi pengalaman yang luar biasa. Kami merasakan suka dan duka pada proses pra produksi hingga selesai produksi. Banyak perdebatan, kebersaman, pengalaman, dan kerja sama. Selain itu,  kami menjadi mempunyai banyak teman dan semakin akrab satu sama lain," tandas Jamil.

 

Penulis: Husnul Khotimah

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru