• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Five Vi Sebut Lagu Ya Thoybah Syirik, KH Ma’ruf Khozin Beri Penjelasan

Five Vi Sebut Lagu Ya Thoybah Syirik, KH Ma’ruf Khozin Beri Penjelasan
Five Vi menyatakan bahwa lagi Ya Thoybah yang dinyanyikan Hadad Alwi dan Sulis syirik. (Foto: NOJ/Youtube)
Five Vi menyatakan bahwa lagi Ya Thoybah yang dinyanyikan Hadad Alwi dan Sulis syirik. (Foto: NOJ/Youtube)

Surabaya, NU Online Jatim

Warga internet dibuat heboh oleh pernyataan Five Vi bahwa lagu Ya Thoybah syirik. Terhadap hal ini, KH Ma’ruf Khozin memberikan penjelasan.

 

“Saya tidak sedang berdialog dengan seorang artis yang mengatakan syair Ya Thoybah mengandung syirik. Sebab dia mendapatkan penjelasan dari seorang ustadz Salafi yang gemar menghukumi syirik,” kata KH Ma’ruf Khozin di akun Facebooknya, Jumat (17/09/2021).

 

Dijelaskan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Aswaja NU Center Jawa Timur tersebut bahwa bahwa syair ya thoybah adalah sebuah lagu atau syair. Justru bagi yang menjiwai syair pasti tidak asing dengan bahasa majaz atau metafora, bahasa kiasan dan sastra.

 

Lebih detail, Ketua Komisi Fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur ini menjelaskan maksud dari thoybah.

 

“Thoybah artinya adalah Madinah,” jelas alumnus Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri tersebut. 

 

Sebagai buktinya, Kiai Ma’ruf Khozin mengemukakan bahwa Nabi Muhammad SAW menyebut kalimat Madinah ini thoybah sebagai tiga kali. 

 

«ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ، ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ، ﻫﺬﻩ ﻃﻴﺒﺔ» - ﻳﻌﻨﻲ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ -

 

Artinya: Madinah ini thoybah. Madinah ini thoybah. Madinah ini thoybah. (HR Muslim nomor: 119)

 

Masalahnya apakah benar bahwa melantunkan lagu Ya Thoybah sebagai tindakan menyeru kepada selain Allah?

 

“Inilah yang menjadi poin masalah dihukumi syirik karena menyeru kepada selain Allah,” katanya.

 

Bahwa berbincang dengan sebuah negeri menjadi lumrah meskipun negeri itu tidak bernyawa. Hal tersebut dibuktikan oleh Nabi Muhammad yang juga menjadikan Kota Makkah sebagai mukhatab atau diajak bicara.

 

Hal tersebut terjadi ketika Nabi Muhammad akan meninggalkan Kota Makkah:


«ﻭاﻟﻠﻪ ﺇﻧﻚ ﻟﺨﻴﺮ ﺃﺭﺽ اﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺣﺐ ﺃﺭﺽ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ، ﻭﻟﻮﻻ ﺃﻧﻲ ﺃﺧﺮﺟﺖ ﻣﻨﻚ ﻣﺎ ﺧﺮﺟﺖ»

 

Artinya: Demi Allah, sungguh engkau (Kota Makkah) adalah bumi Allah yang terbaik dan bumi yang paling dicintai oleh Allah. Andaikan aku tidak diusir, maka aku tidak akan pergi. (HR Tirmidzi nomor: 925)

 

Bahkan menyeru kepada orang yang wafat pun juga bukan syirik sebagaimana yang disampaikan sayidah Fathimah sebagai berikut:

 

ﻓﻠﻤﺎ ﻣﺎﺕ ﻗﺎﻟﺖ: ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ، ﺃﺟﺎﺏ ﺭﺑﺎ ﺩﻋﺎﻩ، ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ، ﻣﻦ ﺟﻨﺔ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ، ﻣﺄﻭاﻩ ﻳﺎ ﺃﺑﺘﺎﻩ ﺇﻟﻰ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻧﻨﻌﺎﻩ

 

Artinya: Ketika Nabi wafat, Fathimah berkata: Wahai ayah, telah memenuhi panggilan Tuhannya. Wahai ayah, surga Firdaus tempat kembalinya. Wahai ayah, kepada Jibril kabar kematian. (HR Bukhari nomor: 4462)

 

“Andaikan menyeru kepada selain Allah dan kepada orang mati adalah kesyirikan, tentu Imam Bukhari akan menyatakan syirik kepada perkataan sayidah Fathimah ini,” pumgkasnya.

 

Hingga berita ditulis, status ini mendapat 54 komentar dan dibagikan sebanyak 91 kali. 

 

Dan KH Ma’ruf Khozin juga sepertinya akan membahas masalah lagu syirik lebih dari sekali. Hal itu dibuktikan dengan disertakannya angka 1 pada status kali ini. 
 


Editor:

Metropolis Terbaru