• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Madura

Gugas NU Bangkalan Protes Keras Diskriminasi Tindakan Penanganan Covid-19

Gugas NU Bangkalan Protes Keras Diskriminasi Tindakan Penanganan Covid-19
KH Dimyati Muhammad (Ra Dim), penasihat Gugas NU Bangkalan. (Foto: NOJ/Abdullah Hafidi)
KH Dimyati Muhammad (Ra Dim), penasihat Gugas NU Bangkalan. (Foto: NOJ/Abdullah Hafidi)

Bangkalan, NU Online Jatim
Berbicara terkait penanggulangan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang tidak ada habisnya, dibutuhkan cukup banyak kebesaran jiwa. Khususnya bagi tim Gugus Tugas atau Gugas maupun relawan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat terdampak di berbagai situasi dan kondisi.

 

Sinergitas selama ini dibangun oleh Gugas Siaga Covid-19 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan dengan Gugas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Komunikasi berjalan dengan baik dan NU mampu menjadi partner pemerintah dalam meminimalkan dampak pandemi.

 

Beberapa langkah penanganan harus dilakukan tindakan oleh Gugas Pemkab Bangkalan, seperti gerak cepat penutupan sebuah masjid di daerah Sukolilo Kecamatan Labang yang ditengarai imamnya dinyatakan positif berdasarkan hasil tes swab.

 

Perbedaan cara pengambilan tindakan kali ini terjadi tatkala sepasang suami istri pemilik sebuah toko waralaba di pusat kota Kecamatan Bangkalan, berdasarkan hasil tes yang sama juga dinyatakan positif.

 

Teguran keras dari Gugas NU Bangkalan pun tak dapat dihindarkan. Rachmad Ali selaku Ketua Gugas Siaga Covid-19 PCNU Bangkalan menyatakan lambannya kinerja Gugas Covid-19 Pemkab Bangkalan.

 

"Ternyata Gugas Kabupaten Bangkalan kurang aktif, ini dibuktikan belum adanya pers rilis bahwa pasangan suami istri pemilik swalayan tersebut positif swab," kata Rachmad, Sabtu (30/5).

 

Dijelaskannya, bahwa kalau hingga pukul 5 sore swalayan dan toko-toko lain yang sudah tes swab hasilnya positif tidak dilakukan tindakan penutupan seperti pada masjid di Sukolilo, Gugas NU Bangkalan akan mengambil alih tindakan penutupan.

 

Pernyataan sikap juga disampaikan penasihat Gugas NU Bangkalan. Di antaranya KH Dimyati Muhammad sangat menyayangkan adanya swalayan yang pemiliknya sudah dinyatakan positif Covid-19 hasil tes swab, ternyata tidak dilakukan tindakan penutupan.

 

"Padahal pasangan suami istri tersebut aktif berjaga di swalayan," sergah Ra Dim demikian akrab disapa.

 

Alasan yang dibuat pihak Gugas Pemkab Bangkalan, berdasarkan informasi yang diterima oleh Ra Dim menunggu tindakan contact tracking atau upaya penelusuran untuk mengetahui dan melacak penyebaran wabah terlebih dahulu.

 

"Katanya nunggu tracking dulu. Semestinya ya tutup dulu sambil terus dilakukan tindakan tracking kepada seluruh karyawan dan pengunjungnya," ucapnya. Perlakuan berbeda didapatkan ketika ada seorang kiai yang dinyatakan positif, hari itu juga dengan sigap masjidnya ditutup, lanjutnya.

 

KH Hasbullah Muhtaram yang juga penasihat Gugas NU Bangkalan menyampaikan teguran keras juga. Dirinya mengingatkan jangan sampai kecemburuan sosial masyarakat muncul ke permukaan dan memancing keresahan.

 

Menjadi hal yang aneh begitu suatu pertokoan dibiarkan buka dan berjalan sebagaimana biasanya mengingat tindakan responsif Gugas Kabupaten Bangkalan langsung melakukan tindakan penutupan masjid. 

 

“Bahkan mengisolasi keluarga dari imam yang dinyatakan positif dari hasil tes yang sama," tutur Ra Has, panggilan kesehariannya.

 

Hal ini bukan perkara Gugas NU Bangkalan melayangkan gugatan atau bukan, lanjut Ra Has, tapi lebih kepada meredam kegelisahan masyarakat.

 

"Jangan sampai ini mengembang jadi sebuah pancingan yang membuat masyarakat Bangkalan resah terhadap kejadian ini," kata Ra Has mewanti-wanti.

 

Dan seharusnya, lanjutnya sebelum memungkasi teguran keras, Pemerintah Kabupaten Bangkalan melalui Gugas harus bertindak sebagaimana mestinya.

 

"Tanpa harus melihat apa itu masjid, apa itu toko. Jangan ada diskriminasi di antara kita," pungkasnya.

 

Kontributor: Abdullah Hafidi
Editor: Syaifullah
 


Editor:

Madura Terbaru