• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Gus Reza Ungkap Cara Hindari Hoaks

Gus Reza Ungkap Cara Hindari Hoaks
Foto: NOJ/ Rifqi
Foto: NOJ/ Rifqi

Surabaya, NU Online Jatim

NU Online Jatim menggelar Ngaji Virtual Milenial dengan tema ‘Menyikapi Carut Marut Infodemik saat Pandemi’, Jumat (30/07/2021) malam. Dalam acara yang disiarkan secara langsung melalui akun Instagram dan Fanspage Facebook NU Online Jatim itu, KH Reza Ahmad Zahid sebagai narasumber mengungkapkan tiga poin penting menghindari informasi hoaks.

 

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim yang biasa disapa Gus Reza ini menyebutkan, poin pertama adalah tabayun.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 6 yang terjemahnya: 'Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.'

 

Pengasuh Pesantren Al-Mahrusiyah Lirboyo, Kediri itu menjelaskan, ketika Nabi Muhammad saw mendapat kabar bahwa Bani Musthaliq enggan membayar zakat dan tidak menaati perintah hingga beliau hendak memerangi mereka, turunlah ayat ini.

 

Rasulullah diperintah Allah SWT untuk bertabayun tentang berita yang beliau terima. Beliau lalu mengutus Khalid kepada mereka. Ternyata Khalid tiada menjumpai mereka melainkan hanya ketaatan dan kebaikan belaka, lalu ia laporkan hal tersebut kepada Rasulullah saw.

 

“Dalam tafsiran ayat ini, Ibnu ‘Asyur mengatakan, ‘setiap kali kita melakukan syahadah atau riwayah, kesaksian ataupun periwayatan, maka sudah menjadi satu keharusan, menerima segala kabar, menerima segala berita, harus di-tabayyun terlebih dahulu,” ungkap Gus Reza sebagaimana ditulis NU Online, Sabtu (31/07/2021).

 

Poin kedua yaitu tawaqquf. Yakni sikap atau perbuatan untuk menahan diri dan tidak langsung mempercayai kabar yang kita terima. Tidak langsung kemudian digeneralisasi dari berita yang kita temukan. Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Al-Isra’ ayat 36 yang terjemahnya, 'Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.'

 

Gus Reza menegaskan, ketika seseorang mengatakan sesuatu, maka yakinilah terlebih dahulu bahwa sesuatu yang akan diucapkan itu betul-betul diketahui. Jangan mengatakan sesuatu yang masih belum jelas kebenaran dan duduk permasalahannya.

 

“Diingatkan, bahwasannya semua yang ada di dalam tubuh kita ini: pendengaran, pengelihatan dan kaki kita, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT,” tutur Gus Reza.

 

Di dalam satu maqalah-nya Imam al-Ghazali mengatakan, lau sakata man laa yadri laqallal khilaf baynal khalqi. (Ketika orang-orang yang tidak tahu atau tidak memiliki ilmu itu diam saja, tidak banyak bicara, dan berkomentar, niscaya pertikaian dan perbedaan pendapat di antara manusia akan terminimalisasi).

 

“Carut-marut permasalahan yang kita rasakan saat ini, termasuk faktornya adalah mereka orang-orang yang tidak tahu tentang duduk permasalahan, ikut menge-share, mereka ikut berkomentar. Sehingga mereka menjadi komentator-komentator yang zonk tentang pengetahuan. Na’udzubillahi min dzalik,” ujar alumnus al-Ahgaff University Hadramaut Yaman tersebut.

 

Poin ketiga adalah tajannubudzdzan (menjauhi asumsi atau prasangka). Allah swt berfirman dalam Surat Al-Hujurat ayat 12, yang terjemahnya: 'Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.'

  

Adapun acara ngaji virtual milenial ini dipandu redaktur NU Online Jatim, Risma Savhira. Kegiatan ini rutin diadakan NU Online Jatim untuk menyajikan pengajian secara virtual khususnya kepada kalangan milenial.


Editor:

Metropolis Terbaru