• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Rehat

Gus Ulil: Covid-19 Bukanlah Aib

Gus Ulil: Covid-19 Bukanlah Aib
Penanganan pasien pengidap virus Corona. (Foto: NOJ/Ist)
Penanganan pasien pengidap virus Corona. (Foto: NOJ/Ist)

Oleh: Ulul Abshar Abdalla

 

Para sedherek, membaca status-status FB Mbak Laeliya Almuhsin, saya kemudian berpikir bahwa dia sesungguhnya telah melakukan hal yang amat hebat. Dia bukan saja menyatakan secara terbuka bahwa dia terkena Covid-19, tetapi juga melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu proses pengobatan yang ia jalani, serta perkembangan yang ia alami.

 

Bukan hanya itu, dia juga mengisahkan suka-duka kehidupan selama masa isolasi dan perawatan di rumah sakit. Semuanya, ia ceritakan dengan terbuka, santai, tanpa rasa panik. Saya tahu, dia pasti mengalami kecemasan yang luar biasa. Tetapi dia menulis tanpa rasa panik sedikit pun.

 

Sudah banyak pasien Covid-19 yang mulai menulis secara terbuka pengalaman mereka selama menderita penyakit dan proses pengobatan yang mereka jalani. Keberanian membuka diri dan menceritakan pengalaman seperti ini sangat penting dan patut diacungi jempol.

 

Ada beberapa alasan:

Pertama, ini semua akan memberi pendidikan kepada publik, terutama melalui Medsos, bahwa menderita Covid-19 bukanlah aib. Tentu saja ini penyakit yang amat berbahaya dan patut diwaspadai, tetapi ia bukan aib, dan karena itu tak perlu ditutup-tutupi.

 

Kedua, catatan-catatan yang ditulis langsung oleh mereka yang pernah terpapar Covid-19 ini juga sangat berguna untuk mendidik publik bahwa virus ini memang benar-benar ada, bukan hoaks. Masih banyak kalangan di masyarakat yang skeptis dan tidak percaya bahwa virus ini benar-benar ada.

Hingga saat ini sudah ada sekitar 250 ribu kasus Covid-19 di seluruh Indonesia. Setiap hari muncul penambahan sekitar 4500an kasus baru, dan trend-nya masih terus naik.

 

Angka 4500 ini, jika disebar ke seluruh wilayah Indonesia, memang tak akan menimbulkan dampak langsung yang kelihatan. Inilah sebabnya, banyak orang yang tak percaya bahwa virus ini riil. Mereka tak melihat ada penderita Covid-19 di kiri-kanan mereka. Perumahan atau kampung mereka masih aman-aman saja.

 

Ketiga, apa yang ditulis oleh orang-orang seperti Mbak Laely ini penting untuk menyadarkan publik tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan secara ketat. Pandemi ini tidak bisa hanya ditangani pemerintah tanpa partisipasi yang aktif dari publik.

 

Hari-hari ini, salah satu wujud hubbul wathan atau cinta tanah air adalah kesediaan kita untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Juga menjaga jarak, menghindari kerumunan dan sering-sering cuci-tangan. Sederhana. Sederhana sekali!

 

Dengan melakukan ini, kita telah menjaga bukan saja nyawa kita, tetapi juga nyawa manusia lain. Dengan ini, kita telah menjalankan salah satu prinsip penting dari maqashid al-shari'ah (tujuan-tujuan pokok agama), yaitu hifzun-nafs, menjaga hidup dan kehidupan.

 

 

Saya sarankan teman-teman untuk membaca secara rutin catatan-catatan yang diunggah Mbak Laely di wall FB-nya. Kita akan mendapatkan banyak pelajaran dari sana.

 

Sekali lagi, terima kasih, Mbak Laely. Semoga lekas sembuh ya, sekian.

 

Pengampu Pengajian Kitab Ihya dan al-Munqid min al-Dalal.


Editor:

Rehat Terbaru