• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Hadiri Dies Natalis Ke-61 ITS, Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Takwa dan Syukur

Hadiri Dies Natalis Ke-61 ITS, Wakil Rais NU Jatim Jelaskan Takwa dan Syukur
KH Agoes Ali Masyhuri saat menyampaikan materi. (Foto: NOJ/Boy)
KH Agoes Ali Masyhuri saat menyampaikan materi. (Foto: NOJ/Boy)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil Rais Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Agoes Ali Masyhuri atau menjadi pembicara dalam Dies Natalis ke-61 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Rabu, (17/11/2021) di Masjid Manarul Ilmi.

 

Gus Ali pada kesempatan ini menyampaikan materi tentang takwa. Ia mengutip Amirul Mu’minin Sayyidina Ali bin Abi Thalib terkait definisi takwa.

 

“Yang dinamakan takwa adalah takut  kepada Allah SWT. Takut artinya bukan untuk menjauh tapi untuk mendekat. Beda takut dengan singa, ular dan lain-lain. Takut kepada Allah harus malah lebih mendekat. Dibuktikan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya,” kata Gus Ali, sapaan akrabnya.

 

Yang kedua adalah mengamalkan dengan konsisten apa yang telah diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW yang berupa Al-Qur’an.

 

”Artinya Al-Qur’an kita jadikan imam dalam praktek kehidupan nyata,” terangnya.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo ini menyebutkan definisi takwa yang ketiga yaitu senantiasa lapang dada menerima pemberian Allah walau sedikit atau qona’ah.

 

“Barang siapa yang suka meremehkan sesuatu yang sedikit bersiap-siaplah untuk kehilangan yang banyak. Karena barang yang banyak itu kumpulan dari barang yang sedikit,” jelasnya.

 

Gus Ali kemudian menjelaskan tentang syukur. Menurutnya realisasi syukur harus memenuhi tiga rukun.

 

“Rukun syukur yang pertama adalah mengakui semua nikmat pada dasarnya bersumber dari Allah. Yang kedua adalah mengucapkan secara lahiriah. Dan yang ketiga adalah menggunakan menjadikan nikmat sebagai motivasi peningkatan ibadah kepada Allah. Ketiganya ini jika kita rasakan dalam diri kita sendiri berarti kita telah bersyukur yang sebenarnya,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru