• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Harga Gabah Anjlok, LPPNU Jatim Minta Impor Beras Ditinjau Ulang

Harga Gabah Anjlok, LPPNU Jatim Minta Impor Beras Ditinjau Ulang
Ilustrasi petani tengah memanen padi. (Foto: NOJ/rri.co.id)
Ilustrasi petani tengah memanen padi. (Foto: NOJ/rri.co.id)

Surabaya, NU Online Jatim

Harga gabah yang turun di saat panen raya pada Maret 2021 menjadi perhatian khusus Pengurus Wilayah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Timur. Akibatnya, petani dirugikan. Kondisi itu akan kian buruk jika rencana pemerintah mengimpor beras betul-betul dilakukan.

 

Ketua PW LPPNU Jatim Ghufron Ahmad Yani mengatakan, saat ini harga jual gabah kering panen (GKP) di beberapa daerah di Jawa Timur di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp4.200. Di Kediri, misalnya, harga jual GKP hanya antara Rp4.000 sampai Rp4.100.

 

“Kita sangat sakit hati dengan kondisi harga gabah yang terus turun ini, di mana kamarin saat mau tanam petani kesulitan pupuk, sekarang musim panen harga malah turun," kata Yani kepada NU Online Jatim, Jumat (12/03/2021).

 

Kondisi itu akan kian buruk dengan adanya kabar rencana pemerintah yang akan mengimpor satu juta ton beras. Menurut Yani, kebijakan itu tidak tepat dan tidak berpihak kepada petani. Padahal, lanjut dia, sektor pertanian merupakan penopang dan penolong utama perekonomian nasional di tengah terpaan pandemi Covid-19.

 

"Kita sangat menyayangkan rencana impor beras satu juta ton ini. Padahal, jika kita lihat data statistik yang dirilis BPS pada tgl 1 Maret 2021 tentang data padi, potensi produksi beras Januari-April 2021 sebesar 14,54 juta ton, sementara konsumsi Januari-April 2021 sebanyak 9,72 juta ton,” ujar alumnus Fakultas Syariah IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

 

Dengan demikian, Yani mengatakan bahwa terjadi surplus beras sebanyak 4,81 juta ton pada Januari hingga April 2021. Karena itulah LPPNU Jatim meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) secara maksimal hasil panen petani, bukan malah mengimpor.

 

"Jika masih cinta negara Indonesia, maka perhatikan nasib petani," pungkas Yani.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru