• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Parlemen

Hari Santri Kewajiban Pemerintah Memperhatikan Pondok Pesantren

Hari Santri Kewajiban Pemerintah Memperhatikan Pondok Pesantren
Masduki, S. Pd. I. Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur. (Foto: NOJ/Rofi'i)
Masduki, S. Pd. I. Anggota Fraksi PKB DPRD Jawa Timur. (Foto: NOJ/Rofi'i)

Mojokerto, NU Online Jatim

Tanggal 22 Oktober adalah sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh kalangan santri. Pasalnya pada tanggal 22 Oktober 1945, Rois Akbar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hadrotussyekh KH Hasyim Asy’ari mengumandangkan Fatwa Resolusi Jihad. Yang mana Resolusi Jihad ini menjadi luapan semangat rakyat Indonesia khususnya santri untuk melawan penjajah. 

 

Kini 75 tahun sudah kemerdekaan diraih negara ini. Sudah saatnya peran santri dioptimalkan untuk membuktikan bahwa santri adalah generasi yang memiliki kompetensi tinggi. “Kalau dulu jihad santri untuk melawan penjajah, namun sekarang santri harus berperang melawan kebodohan dan kemiskinan,” ujar Masduki, S.PdI, Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Jawa Timur pada Kamis 22/10/2020.

 

Peringatan Hari Santri tahun ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, sehingga seluruh negara berduka karena sampai saat ini belum di temukan vaksin Covid-19 namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat santri dalam mensejahterakan rakyat Indonesia. Namun kondisi yang sedemikian rupa tidak menyurutkan spirit santri dalam memaknai Resolusi Jihad yang sesungguhnya.

 

“Santri dikenal sebagai pribadi yang solutif dan mampu hidup di segala medan. Oleh karena itu kita isi Hari Santri 2020 ini dengan kegiatan yang positif untuk menjaga eksistensi santri di era Pandemi Covid-19,” jelas alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri ini.

 

Ia menambahkan, bahwasannya dalam hal ini santri tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada sinergi dari berbagai pihak agar mendapatkan hasil yang maksimal. “Pemerintah Pusat, Provinsi, sampai Daerah harus hadir untuk gotong royong menangani pesantren dalam hal Covid-19,” tambah Wakil Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Mojokerto ini.

 

Hal ini dilakukan karena mengingat pesantren membutuhkan perhatian khusus guna mencukupi kebutuhan para santri, seperti alat-alat kesehatan, suplemen daya tahan tubuh, dan makanan yang bergizi.

 

“Kita harus bersama-sama membantu pesantren untuk memeriksa kesehatan santri secara berkala, membantu sarana prasana kesehatan dan memastikan bahwa protokol kesehatan sudah dilaksanakan secara ketat di pesantren. Jangan sampai ada kluster baru di pesantren,” pungkasnya.

 

Dengan ini apa yang menjadi harapan bersama bisa diwujudkan, agar pesantren tetap eksis menjalankan visi dan misinya di tengah pandemi Covid-19.

Editor: Risma Savhira


Parlemen Terbaru