• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Harlah NU, Gubernur Jatim Ajak Maksimalkan Kiprah Santri

Harlah NU, Gubernur Jatim Ajak Maksimalkan Kiprah Santri
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur. (Foto: NOJ/Vid)
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur. (Foto: NOJ/Vid)

Surabaya, NU Online Jatim

Hal yang tidak dapat dipisahkan dari Nahdlatul Ulama adalah keberadaan pesantren. Kiprah ribuan santri yang kelak akan menjadi tokoh penting di negeri ini hendaknya dapat dioptimalkan.

 

Harapan tersebut disampaikan Khofifah Indar Parawansa. Gubernur Jawa Timur tersebut mengajak Nahdlatul Ulama turut serta mewujudkan komitmen kebangsaan melalui peran santri di seluruh penjuru Tanah Air.

 

Menurut Khofifah, di usia 95 tahun bagi NU dan perjalanan sejarah perjuangan di Indonesia, telah membuktikan kematangannya dari segi organisasi, ideologi, serta peran organisasi dalam membina masyarakat.

 

"Selamat Hari Lahir Ke-95 NU, mari meneguhkan khidmah NU, menyebarkan 'Aswaja', meneguhkan komitmen kebangsaan," tutur Khofifah, Ahad (31/01/2021).

 

Khofifah menuturkan, dulu komitmen kebangsaan diwujudkan dengan angkat senjata, namun cara itu belum relevan di masa sekarang. Sebab, bentuk penjajahan sudah berwujud pada digitalisasi, ekonomi, serta upaya merusak idealisme.

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU tersebut mengatakan, cara untuk memerangi penjajahan sekarang adalah menjaga integritas, menguatkan keilmuan, serta meneguhkan persatuan dan kesatuan.

 

"Yakni melalui penguatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas," ucapnya.

 

Terlebih karena NU memiliki ribuan santri, yang menurutnya pengembangan SDM ini sangat penting agar bisa menjadi pionir bangkit mengaplikasikan komitmen kebangsaan, mewujudkan motivasi NU dan membangun nasionalisme.

 

"Santri akan menjadi pemimpin masa depan. Bisa jadi, seorang santri kelak akan menjadi kiai. Dia menjadi panutan santrinya. Integritas dan idealisme menjadi modal santri tersebut. Mereka bisa menguatkan komitmen kebangsaan di lingkungan santrinya," tuturnya.

 

Selain itu, santri yang terjun di masyarakat juga bisa menjadi panutan, sebab perilaku santri yang didasari integritas itu akan menumbuhkan empati dari masyarakat. "Komitmen kebangsaan bisa diwujudkan pada implementasi kehidupan sosial," pungkasnya.

 


Editor:

Metropolis Terbaru