• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Pemerintahan

Ikhtiar Ponpes Bahrul Maghfiroh untuk Mandiri dan Berdaya

Ikhtiar Ponpes Bahrul Maghfiroh untuk Mandiri dan Berdaya
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. (Foto: NOJ/JT)
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. (Foto: NOJ/JT)

Malang, NU Online Jatim

One Pesantren One Product (OPOP) adalah salah satu program unggulan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang murni diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur yaitu Khofifah Indar Parawansa. Secara garis besar, OPOP bertujuan untuk meningkatkan perekonomian pesantren agar pesantren mandiri dan berdaya.

 

Hal ini selaras dengan salah satu Pondok Pesantren di Kota Malang yaitu Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Sebab, pesantren yang terletak di Jalan Joyo Agung, Tlogomas, Kota Malang ini memiliki berbagai usaha yang bernilai ekonomi tinggi. Dan hampir 5 persen kebutuhan operasional pendidikan di pesantren ini dapat dipenuhi dari hasil bisnis usaha pesantren.

 

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, KH Mohammad Bisri saat memberi keterangan pada Jumat 6/11/2020, proses pengembangan bisnis di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh tidaklah mudah, membutuhkan kesabaran dan strategi yang baik.

 

“Usaha pertama yang kami bangun yaitu budidaya lele. Tapi pernah mengalami kegagalan. Kemudian kami didampingi tim ahli peternakan lele, dan alhamdulillah sekarang proses pembibitan sampai pembesaran sudah bisa dilakukan dengan baik,” ujarnya.

 

Pesantren ini juga mengembangkan minimarket yang diberi nama Bahrul Maghfiroh Mart (BM Mart).

 

“BM Mart ini menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari santri dan masyarakat sekitar,” jelasnya.

 

Kiai Bisri menambahkan, bahwa di pesantrennya memiliki banyak produk yang telah berhasil dipasarkan. Namun ada satu produk yang menjadi unggulan yaitu keju mozzarella.

 

“Produk unggulan yang kami miliki adalah keju mozzarella. Pemasarannya sudah di seluruh Indonesia, dan kami buka gudang di Jakarta. Prosesnya tidak mudah, dan kami tidak menyebutnya unit usaha, tapi laboratorium pengelolaan keju,” tambahnya.

 

Menurut mantan Rektor Universitas Brawijaya ini, laboratorium dapat digunakan untuk belajar berwirausaha oleh para santri dan alumni.

 

“Jadi tidak hanya belajar teori saja, tapi bisa mengaplikasikan ilmu pengetahuannya melalui laboratorium yang ada,” terangnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Ghofirin selaku Sekretaris OPOP mengungkapkan, kegiatan usaha yang dilakukan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh ini bisa menjadi inspirasi bagi pesantren lain. Sehingga ada sinergi antar pesantren untuk saling belajar dalam hal berwirausaha.

 

“Kami harap pesantren yang sudah berdaya dalam perekonomian seperti Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh ini bisa menjadi teladan bagi pesantren lain. Jadi ada kerja sama terkait pengembangan bisnis,” ucapnya.

 

Dan dirinya melanjutkan, hasil dari kegiatan usaha yang dilakukan pesantren nantinya dapat memenuhi kebutuhan internal pesantren.

 

“Hasil wirausaha pesantren nantinya dapat menunjang kebutuhan operasional pesantren. Sehingga selain pesantren berdaya, pesantren juga bisa mandiri,” pungkasnya.

 

 

Editor: Risma Savhira


Pemerintahan Terbaru