• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Pantura

Ini Dia Juara Pertama Lomba Penulisan Biografi Ulama, IPPNU Jatim

Ini Dia Juara Pertama Lomba Penulisan Biografi Ulama, IPPNU Jatim
Melda Dwi Pangestu, juara pertama Santri Festival 2020 PW IPPNU Jatim untuk penulisan biografi ulama. (Foto: NOJ/Titik NM)
Melda Dwi Pangestu, juara pertama Santri Festival 2020 PW IPPNU Jatim untuk penulisan biografi ulama. (Foto: NOJ/Titik NM)

Lamongan, NU Online Jatim

Dalam rangkaian Santri Festival 2020, Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur menyelenggarakan berbagai lomba. Salah satunya menulis biografi ulama. Kepastian siapa sebagai juara pada lomba tersebut disampaikan melalui Instagram @pwippnujawatimur akhir bulan lalu.

 

Dalam daftar pemenang, Melda Dwi Pangestu mendapat juara pertama dari 210 peserta utusan dari kabupaten dan kota se-Jawa tersebut. Perempuan dari Pimpinan Ranting (PR) IPPNU Nguwok, Modo, Babat, Lamongan ini membuat tulisan berjudul: Mengenal Sosok Wahab Hasbullah: Masa Perjuangan Pra Kemerdekaan.

 

Kepada media ini, perempuan yang merupakan mahasiswa semester lima Program Studi Sejarah Peradaban Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut berbagi cerita.

 

“Saya mengikuti lomba ini tidak pernah mengharapkan menjadi juara, dan hanya berdoa mendapatkan yang terbaik,” katanya.

 

Dirinya tentu saja tidak menyangka ketika melihat pengumuman dari ig @pwippnujatim ternyata mendapat juara 1.

 

"Alhamdulillah,” katanya dengan berbinar.

 

 

Perempuan yang mempunyai hobi menulis dan membaca tersebut sebenarnya sudah pesimis dapat menjadi pemenang, apalagi sebagai juara pertama. Yang jadi pertimbangan adalah karena peserta demikian banyak dan dari berbagai kawasan di Jatim.

 

“Saya juga semakin kecil hati lantaran pengumuman juara perlombaan dari PW IPPNU Jatim juga ditunda beberapa hari,” terangnya.

 

Demikian pula dari awal, Melda tidak pernah terbesit untuk menjadi juara karena sudah berkali-kali berkirim tulisan, ternyata tertolak.

 

“Tapi semakin ditolak, membuat saya kian giat belajar menulis untuk memperbaiki kualitas,” jelasnya.

 

Usai menjadi juara pertama, Melda tidak akan berhenti. Langkah selanjutnya mengembangkan literasi diri, dan ketika semua sudah berkembang dengan baik akan merambah IPNU maupun IPPNU. Bahkan hingga ke pelosok negeri.

 

“Nantinya saya ingin menerbitkan tulisan menjadi buku dan menjadikan literasi sebagai kebutuhan hidup,” tekadnya.

 

Di ujung pembicaraan, dirinya berpesan kepada anak muda untuk jangan pernah berhenti mencoba setelah gagal. Karena kegagalan adalah cerita lucu suatu saat nanti, dan dari sanalah terkadang kesuksesan dapat diraih.

 

“Tekuni bidang kalian masing-masing dengan melewati lika-liku yang menghadang karena itu adalah proses menuju sukses. Dan doakan semoga saya tetap rendah hati dan berjalan di arah yang benar,” pungkasnya.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Pantura Terbaru