Saat ini kita sedang berada di bulan Rajab. Dan bila diberikan usia panjang, akan memasuki bulan Sya'ban dan kemudian Ramadlan. Sekadar mengingatkan bahwa bagi mereka yang memiliki tanggungan puasa Ramdlan sebelumnya, sebaiknya menjadikan bulan ini untuk mengqadla atau mengganti utang puasa tersebut.
Mereka yang meninggalkan puasa di bulan Ramadlan harus mengganti puasa wajib di luar bulan Ramadlan. Mereka yang mengqadla puasa Ramadlan juga wajib memasang niat puasa qadlanya di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.
Artikel diambil dari: Ini Lafal Niat Qadha Puasa
Demikian diterangkan oleh Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam Hasyiyatul Iqna’-nya sebagai berikut:
ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya: Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadlan, puasa qadla, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW: Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya. Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi dlahir hadits. (Lihat Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Iqna’, [Darul Fikr, Beirut: 2007 M/1428 H], juz II).
Baca Juga: Penjelasan Lengkap soal Puasa Bidh
Adapun berikut ini adalah lafal niat qadla puasa Ramadlan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadla puasa Bulan Ramadlan esok hari karena Allah SWT.
Semoga Allah menerima uzur dan qadla puasa Ramadlan kita. Wallahu a‘lam.