• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Malang Raya

Jaga Tradisi, Mahasiswa di Malang Lakukan Ziarah Makam Aulia

Jaga Tradisi, Mahasiswa di Malang Lakukan Ziarah Makam Aulia
Makam Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih al-Alawy dan Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy di Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)
Makam Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih al-Alawy dan Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy di Kota Malang. (Foto: NOJ/Hilyatul Maknunah)

Malang, NU Online Jatim
Setiap Ahad pagi, sejumlah mahasiswa dari salah satu kampus Islam di Malang mengadakan ziarah makam para waliyullah. Tempat yang kerap diziarahi adalah kubah imamain yang merupakan makam dua ulama ahli hadits. Beliau adalah guru dari pakar tafsir nasional, Prof Quraisy Shihab, yaitu Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih al-Alawy dan sang ayah, Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy. 


Lokasi makam terletak di pemakaman umum Kelurahan Kasin, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Rangkaian acara tersebut di antaranya ritual keagamaan diawali dengan tawasul, pembacaan Surat Yaasin, wirid, dan tahlil kemudian diakhiri dengan majelis ta'lim Tafsir Ahkam yang dipimpin oleh Mahbubi, inisiator kegiatan.


Kegiatan ini berawal dari kebiasaan pribadi Mahbubi, yang sejak berada di Malang kerap menziarahi makam para waliyullah di beberapa tempat di kawasan Malang Raya. Seiring dengan berjalannya waktu, kegiatan ini menarik perhatian teman-temannya yang kemudian ikut berziarah hingga saat ini.


“Awalnya saya mengajak seorang teman, hitung-hitung menghilangkan kantuk di pagi hari. Alhamdulillah, kemudian bertambah semoga dapat berlanjut,” kata Mahbubi saat melakukan ziarah, Ahad (27/12/2020).


Kegiatan ini dilakukan setiap pekan secara bergantian di beberapa makam di Malang Raya dan terkadang di luar kota. Akan tetapi di masa pandemi, kegiatan ziarah hanya dilakukan di kawasan Malang Raya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

"Setiap pekan kami berkeliling di makam yang berada di Malang Raya maupun di luar kota. Namun saat pandemi, sementara kami tidak ke luar kota," ujarnya.

 

Dirinya menambahkan, bahwa kegiatan ziarah ini sebagai upaya untuk mengingatkan manusia akan kematian dan kehidupan setelahnya.


“Selain untuk mengisi waktu akhir pekan dengan kegiatan spiritual yang positif, juga tidak menghilangkan substansi berziarah ke makam wali. Beberapa di antaranya mengingatkan kepada kematian, mengingatkan pentingnya kehidupan akhirat yang kekal, mengambil teladan baik dari para waliyullah, dan melestarikan tradisi ziarah makam waliyullah dari ulama-ulama terdahulu,” ungkapnya.


Akan tetapi, tak sedikit muncul motif tertentu yang keluar dari tujuan utama berziarah dan cenderung mengarah pada praktik syirik. Mahbubi berpesan untuk senantiasa meluruskan niat dalam hal apapun termasuk dalam menziarahi makam waliyullah.


“Tradisi ziarah makam wali jangan sampai hilang utamanya bagi kalangan generasi muda. Kegiatan ini perlu dilestarikan karena banyak sir (rahasia) Allah bagi siapa saja yang berniat secara ikhlas dan mengharap bimbingan Allah seperti yang diberikan kepada kekasih-Nya,” pungkasnya.

 

 

Penulis: Hilyatul Maknunah

Editor: Risma Savhira


Malang Raya Terbaru