• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Parlemen

Jatim Harus Pertahankan Predikat Lumbung Pangan Nasional

Jatim Harus Pertahankan Predikat Lumbung Pangan Nasional
Suasana di lumbung pangan Jatim. (Foto: NOJ/SPm)
Suasana di lumbung pangan Jatim. (Foto: NOJ/SPm)

Surabaya, NU Online Jatim

Prestasi yang melekat pada Provinsi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional hendaknya dipertahankan. Sejumlah potensi di beberapa kota dan kabupaten di provinsi ini harus digenjot untuk memastikan capaian yang ada.

 

Harapan ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anik Maslachah. Bahwa Jatim hingga kini dikenal dengan predikat lumbung pangan secara nasional atau buffer stock nasional. Mengingat ada lima komoditi yang memberikan sumbangsih secara nasional yaitu beras, daging, gula, jagung dan telur.

 

"Selain itu komoditi kopi, kami berharap ekspansinya ditambah tidak hanya di Lumajang saja, sehingga bisa menjadi buffer stock dari Jatim," katanya di DPRD Jatim, Senin (22/02/2021)

 

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai industri makanan dan minuman yang paling laku adalah kopi. Ini terlihat dari banyaknya cafe yang mulai bermunculan.

 

"Lalu kenapa tidak kita kembangkan untuk hal ini. Yang menjadi pertanyaan besar, apakah sudah seefektif mungkin kita dianggap sebagai buffer stock industri perekonomian secara nasional terhadap kesejahteraan paling tidak indikatornya Indeks Pembangunan Manusia (IPM)," ungkap dia.

 

Lebih lanjut Anik mengatakan, tantangan masyarakat dan pemerintah Jatim saat ini adalah masalah disparitas. Menurutnya, sumbangsih perekonomian industri besar angkanya nomor tiga tapi angkanya nomor satu.

 

"Ini harus dikembalikan dari sektor riil. Kemudian pertanian terhadap tenaga kerja nomor satu tapi untuk finansial nomor tiga. Satu sisi kita dihadapkan bonus demografi. Salah satu solusinya adalah lakukan industri padat karya bukan padat mesin. Ini yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini," tegas.

 

Anik mengaku prihatin dengan anggaran pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim khususnya untuk bibit terus dikurangi setiap tahunnya. Ia berharap anggaran ini bisa ditambah.

 

"Padahal salah satu penyebab pertanian kita hanya survive karena bibitnya tidak unggul," sergah perempuan yang juga Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Jawa Timur ini.


Editor:

Parlemen Terbaru