• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Jualan Beras Akibat Pandemi, Pemuda NU Nganjuk Raih Omset Puluhan Juta

Jualan Beras Akibat Pandemi, Pemuda NU Nganjuk Raih Omset Puluhan Juta
Ilzam Efendy, pemuda NU Nganjuk di gudang beras miliknya. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf).
Ilzam Efendy, pemuda NU Nganjuk di gudang beras miliknya. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf).

Nganjuk, NU Online Jatim

Sudah setahun lebih Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Sejak itulah Ilzam Efendy, aktivis NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Nganjuk menekuni usaha penjualan beras.

 

Sebelumnya, Ilzam warga Dusun Brumbung, Desa Tanjunganom, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk ini bekerja di salah satu layanan biro wisata di daerahnya.

 

Pemuda berusia 24 tahun ini memutuskan meninggalkan pekerjaannya yang sudah dijalani selama 2 tahun itu karena pendapatannya terus merosot. 

 

“Awal pandemi, situasi sangat tidak menentu, pendapatan menurun karena dampak ditutupnya tempat-tempat rekreasi,” kata Ilzam kepada NU Online Jatim, Rabu (08/09/2021).

 

Dalam kondisi tak bekerja dan tidak berpenghasilan itu, Ilzam memutar otak agar dapurnya tetap mengepul sehingga bisa membantu orang tuanya di rumah.

 

“Waktu itu iseng saja ngobrol sama bapak. Singkatnya, bapak menyarankan agar mencoba usaha beras mengingat beliau pernah melakoni usaha tersebut dengan temannya semasa dahulu,” ucap Ilzam. 

 

Dari sinilah Ilzam memantapkan hatinya mengenalkan produknya kepada khalayak. Proses usaha ini berawal dari penggilingan gabah yang didapat dari petani dan tengkulak, selanjutnya menjadi padi. Gilingan padi ini kemudian akan dilakukan penyortiran untuk memisahkan beras sesuai dengan kualitas bijinya berdasarkan permintaan pasar.

 

“Setelah dilakukan pemolesan dan penyortiran antara biji yang utuh dan tidak, selanjutnya beras akan dicampur sesuai kadar kepatahan yang disesuaikan dengan harga serta segmen pasarnya,” terang alumnus Pondok Pesantren Krempyang Tanjunganom, Nganjuk ini.

 

Saat ini, beras Ilzam mulai dikenal secara luas. Satu per satu pesanan berdatangan. Pemesan tak hanya dari lingkungan terdekat, namun sudah merambah ke luar kota. Bahkan, Ilzam mengaku pernah beberapa kali mendapatkan pesanan dari pondok pesantren. 

 

Dalam sebulan, Ilzam dapat menjual beras kisaran 50 ton. Dengan begitu, ia mampu meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan.

 

“Kalau soal harga, itu tergantung permintaan pasar dan jenis beras yang didapat,” ujarnya.

 

 

Kini, Ilzam memutuskan untuk serius dalam usaha berasnya tersebut. Untuk mengoptimalkan hasil pekerjaannya, ia bekerja sama dengan para tengkulak besar dan yang memiliki gudang.

 

“Sejak itu ya ditekuni sampai sekarang. Alhamdulilah, pesanan selalu ada,” tandasnya.

 

Penulis: Hafidz Yusuf

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru